HadiahTerakhir Untuk Ibu. Oleh: Novita Three Putri Hastoni. Namaku Sarah, aku gadis yang begitu menyayangi sosok ibuku. Kini aku hanya hidup bersama ibu, karena ayahku telah pergi meninggalkanku beberapa waktu lalu. Waktu itu perasaanku sangat terpukul sekali karena kepergian ayahku. Kini perasaan yang sama mulai kembali kepadaku.
Cerpendi atas memiliki tema liburan. Alur pada cerpen yaitu alur maju. Cerpen di atas memiliki latar tempat di rumah dan taman kota. Latar waktu menunjukan sore hari. Tokoh yang diceritakan adalah Aku, Ibu dan Ayah. Setiap tokoh memiliki watak atau karakter yang berbeda dan saling mendukung.
CerpenHari Ibu merupakan cerita pendek karangan Alyaniza Nur Adelawina, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp Sahabat Mungil (Sebelumnya) | (Selanjutnya) Penantian Tak Berujung »
Sesal( Sebuah Cerpen special hari Ibu) 12/22/2018 Humas Salimah " Fid, jadi kita jalan sore ini?" temanku Nena " Ga bisa aku Na, kamu tahukan umiku itu segimananya sama aku" Aku menggantung kata-kataku, teringat perkataan umi setiap akan pergi kuliah, "Fidah sayang, ingat ya nak. Kalau pulang kuliah ga usah main kemana-mana.
10October 2020 Dia udah siap pagi-pagi banget. Cerpen dengan tema ini biasanya mencakup permasalahan keluarga persaudaraan lingkungan dsbg. Nathan bergegas untuk mandi dan tanpa sarapan ia. Contoh cerpen singkat tentang kehidupan sehari hari infoana. Beberapa contoh cerpen di antaranya sedikit panjang tetapi masih memenuhi kriteria sebagai cerpen.
JPZF. Ibu adalah orang yang paling berjasa bagi setiap orang. Ibu rela mempertaruhkan nyawa tanpa jaminan, serta memberikan kasih sayang tanpa batasan. Setiap ibu juga memiliki caranya masing-masing dalam mengasihi anaknya. Ada yang suka memberi omelan, ada juga yang selalu memanjakan. Semua itu adalah bentuk kasih sayang dan perhatian seorang ibu. Begitu besar pengorbanan seorang ibu, sampai dibuat satu hari spesial untuknya di kalender, yaitu Hari Ibu. Di tanah air kita, Indonesia, Hari Ibu jatuh pada tanggal 22 Desember. Biasanya, orang-orang akan merayakan hari tersebut dengan memberikan hadiah, menuliskan puisi, dan lain sebagainya untuk ibu mereka. Dalam rangka merayakan Hari Ibu ini, Halo Penulis by Detak Pustaka mengadakan Lomba Menulis Batch 3 dengan tema “Ibu” sebagai wadah untuk kamu menuangkan perasaanmu. Diharapkan, event ini bisa membantumu mengungkapkan kasih sayang terpendam untuk ibumu. Tentu dengan berbagai benefit lain, seperti kesempatan untuk mengukur kemampuan menulismu bersama penulis hebat lainnya. Kamu dapat menceritakan pengalaman kamu ketika menjadi seorang ibu, atau juga bisa menceritakan tentang sosok ibu. Dapat dari pengalaman pribadi atau cerita fiktif. Pastikan kamu menulisnya dengan baik ya, siapa tahu tulisanmu bisa menjadi hadiah persembahan untuk ibumu. Pastinya, lomba ini sangat worth it buat kamu ikuti karena pendaftarannya GRATIS. Lomba ini terbuka untuk umum, alias siapa pun boleh mendaftar. Tertarik untuk ikut? Yuk, simak informasi lomba di bawah ini Timeline Lomba Pendaftaran & Pengumpulan Karya 14 – 24 Desember 2022 Pengumuman Karya Terpilih 31 Desember 2022 Benefit Juara 1 mendapat uang pembinaan senilai 250k. Juara 2 & 3 mendapatkan voucher diskon paket penerbitan dari Detak Pustaka. Menambah pengalaman menulis. Menambah portofolio tulisan. Penulis yang karyanya terpilih akan mendapatkan e-sertifikat dan sertifikat cetak sertifikat dari Detak Pustaka sudah terverifikasi Sertiva* Mendapatkan gift GRATIS spesial* Karya Penulis terpilih akan dibukukan secara gratis Voucher diskon pembelian buku senilai 15% selama periode pre-order Editing dan layouting profesional Buku barcode resmi identitas buku Royalti 15% untuk setiap pembelian 5 buku di luar PO NB *Sertifikat cetak & e-sertifikat serta gift akan diberikan kepada penulis yang membeli buku. Syarat dan Ketentuan Pendaftaran Penulis hanya diperbolehkan mengirimkan satu naskah. Wajib follow Instagram detakpustaka dan halopenulis. Wajib subscribe YouTube Detak Pustaka. Upload poster event ini di feed Instagram kamu, lalu tag detakpustaka dan halopenulis, kamu bisa download posternya di sini => Download Poster Lomba Tag 3 orang temanmu pada kolom komentar postingan ini di Instagram detakpustaka atau halopenulis. Naskah yang terpilih, dilarang dipublikasikan lagi dalam bentuk apapun dan di media manapun. Naskah yang tidak terpilih, otomatis dikembalikan hak publikasinya kepada penulis. Penulis yang lolos akan mendapatkan e-sertifikat dan sertifikat cetak yang akan dikirim bersama buku yang dipesan. Penulis terpilih akan mendapatkan royalti 20% royalti didapatkan dari hasil penjualan oleh penulis itu sendiri. Penulis terpilih wajib membeli buku. Syarat dan Ketentuan Naskah Karya harus sesuai dengan tema yang ditentukan. Jenis karya berupa cerita pendek cerpen. Naskah orisinal, belum pernah dipublikasikan atau sedang diikutkan dalam event lain. Naskah tidak mengandung unsur SARA. Menggunakan ejaan yang baik dan benar serta menggunakan bahasa baku. Panjang tulisan minimal 800 kata dan maksimal 1200 kata. Sudut pandang bebas bisa orang pertama, kedua, dst. Menyertakan bionarasi singkat di bagian akhir naskah. Panjang bionarasi maksimal 200 kata contoh bionarasi KLIK LINK INI** NB **untuk naskah yang tidak menyertakan bionarasi, otomatis tidak lolos. Format Penulisan Naskah Font candara ukuran 10pt, spasi 1, margin normal dengan rata kanan-kiri. Ukuran kertas A4. Penulisan judul tulisan tidak melebihi 5 kata, menggunakan font candara ukuran 12pt Bold, rata tengah. Identitas penulis ditulis di bawah judul dengan format. “Oleh Nama Kamu, nama instagram”. Dokumen disimpan dalam bentuk file Ms. Word dengan format doc./docx. dengan nama file LM_BATCH3_NAMA_NOMOR WA Cara Daftar Untuk mendaftar, silakan klik link berikut DAFTAR LOMBA. Di link tersebut kamu diharuskan langsung mengumpulkan karya yang akan dilombakan. Jadi, pastikan karyamu sudah selesai sebelum mendaftar.
Klik tombol Play untuk mendengarkan artikel - Cerita pendek atau cerpen adalah karya tulisan yang tidak sepanjang novel dan memiliki batasan-batasan tertentu karena disebut sebagai cerita yang pendek. Biasanya sang pembaca akan dengan mudah menyelesaikan cerpen dalam sekali baca karena konfliknya yang cenderung tidak terlalu rumit dan panjang ceritanya yang tidak sepanjang novel atau karya tulis lainnya. Cerpen bisa berisi banyak tema, salah satunya adalah tentang hari ibu. Hari ibu diperingati pada 22 Desember sebagai satu hari yang didedikasikan khusus untuk para ibu yang sudah memberikan kasih tanpa pamrih kepada anaknya. Berikut ini adalah 3 cerpen tentang hari ibu. 1. Kado Terbaik karya Asri S Ruri berjalan gontai menuju rumahnya. Dia baru berpapasan dengan Zahira yang membawa kue mini untuk Ibunya. Kue itu memang cantik, dengan gambar Ibu dan anak kartun dari whipping cream merah muda. Akan tetapi, Ruri sempat menguping saat Zahira berkata harga kue itu lebih dari uang saku miliknya, bahkan setara saat dia mengumpulkannya selama sebulan. Dengan begitu, Ruri mengerti dia tidak bisa memberikan kue cantik untuk ibunya. Bocah kelas 4 SD itu lalu menimang-nimang untuk memberi hadiah hari Ibu pada bulan berikutnya. Namun, Ruri benar-benar tidak tahu apakah bulan depan dia tetap layak merayakan hari Ibu. Pasalnya menurut paparan gurunya Hari Ibu datang setahun sekali. Lantas, apakah Ruri pantas untuk menunda-nunda perayaan hari Istimewa tersebut? Tanpa disangka kaki kecilnya telah sampai di teras. Kemudian pemilik rambut keriting itu mengintip seseorang dari lubang di bilik bambu rumahnya. Tampaknya neneknya masih tidur sehingga Ruri tidak perlu repot-repot menyiapkan makan siang. Kemudian Ruri cepat-cepat berlari ke halaman belakang, lalu melewati jalan setapak hingga menemukan sungai yang keruh. Di sana ada jembatan sempit yang dinding-dindingnya tampak ditumbuhi oleh lumut. Kaki kecilnya lantas terus melangkah dengan antusias hingga menemukan pusara ibunya di antara ratusan pusara warga Desa. “Kata Bu Guru hari ini adalah hari Ibu. Selamat hari Ibu ya ibuku tersayang,” katanya sambil mencium pucuk pusara ibunya. “Aku ingin membeli kue cantik, Bu. Aku akan memberikannya untuk nenek bulan depan. Sedangkan ibu akan mendapat Alfatihah istimewa dariku hari ini,” tambahnya. Setelah itu, ruri kembali ke rumah untuk merawat neneknya. Baca Juga 8 Contoh Cerpen tentang Sekolah Lengkap dengan Penjelasannya 2. Hari Ibu Bukan 22 Desember “Ndah, besok kita ke pameran yang ada pasar malamnya itu ya. Kamu bantuin aku cari buket.” “Buket, untuk apa sih, Ra?” Aku sungguh tahu bahwa dirinya baru saja selesai mandi. Semerbak shampo sachet masih tercium hingga seluas ruang tamu sederhana rumah ini. Memang sih. Rara orangnya selalu saja seperti itu. Di kala libur, ia sering kali tiba-tiba bertamu ke rumahku syahdan mengajakku untuk jalan-jalan. Walaupun terkadang aku sampai jenuh gara-gara introvert-ku terganggu, tapi seru juga. Setidaknya aku bisa menjaga rutinitas mandi setiap pagi. Toh, cukup banyak juga kan anak perempuan seumuranku yang keasyikan rebahan di saat liburan hinggalah lupa mandi. Tambah lagi sekarang ini sudah masuk libur semester. Ya, mandinya paling-paling setelah nanti sang surya tergelincir. Itu pun kalau ingat. Dan…kalau Emak di rumah sudah mulai naik darah. “Itu lho, Ndah. Lusa kan tanggal 22 Desember Tahun 2021.” “Memangnya kenapa dengan tanggal 22, Ra. Aku kan ulang tahun di bulan Juni?” “Hiks. Indah, Indah. Besok itu Hari Ibu lho. Makanya aku ingin cari-cari karangan bunga yang murah-murah untuk Mamaku.” “O gitu. Oke deh. Memangnya selama ini kamu belum pernah kasih Mamamu hadiah gitu?” “Hehe. Belum, Ndah. Ada juga dua tahun yang lalu. Itu pun juga di Hari Ibu. Aku juga ingatnya gara-gara diumumkan di sekolah oleh wali kelas.” “Hadeh. Dasar Rara!” “Lho, memangnya kenapa, Ndah? What’s wrong with me?” “Hemm. Absolutely wrong, Say!” Ada-ada saja nih sahabatku. Aku sontak menjadi kesal tersebab kisahnya. Masa sih sahabat terbaikku ini terakhir kali memberikan hadiah kepada mamanya dua tahun yang lalu! Sungguh sudah sangat lama. Dan, masa iya dirinya ingin beli buket yang murah. Mendengarnya saja jadi pening kepalaku. * “Nak, besok pagi-pagi Indah temani Ibu ke pasar, ya. Tadi Ayah baru saja nelpon bahwa lusa ada beberapa rekan kerjanya yang ingin bertamu.” “Oke siap, Bu.” Rara belum sempat bersandar di bangku ruang tamu, tiba-tiba Ibuku menghaturkan permintaan. Aku sepertinya harus membikinkan ia segelas teh hijau. Entah mengapa aku mulai merasa bahwa ia sedang bersungut. “Ndah, jadi besok bagaimana? Kok kamu malah mengiyakan ajakan Ibumu daripada aku?” “Nah, kan. Esmosi niyeee! Ya iyalah Ra. Itu Ibuku lho. Perempuan terbaik di dunia ini. Sedangkan kamu adalah sahabatku dan kita baru berkenalan tiga tahun yang lalu.” “Jadi…” “Hehe, sabar, Ra. Bukankah sebagai seorang anak kita harus meninggikan bakti kepada Ibunda? Dan aku pikir, dengan memenuhi hajat alias keinginan Ibuku, itu tandanya aku sedang memberikan hadiah kecil kepadanya.” “Hahaha. Indah, Indah. Kamu ada-ada saja. Hadiah ya hadiah, bantuan ya bantuan. Paling tidak kamu belikan buket, atau kue, atau perhiasan deh untuk Ibumu.” “Ehem. Indah, kamu tahu sendiri kan, aku hanyalah orang biasa yang berasal dari keluarga sederhana. Berat rasanya bagiku untuk memberikan Ibunda hadiah, apalagi jenis hadiah yang dimaksud adalah seperti ucapanmu tadi. Jikalau begitu ukuran hadiah untuk Ibu, mungkin aku akan sangat sulit sekali berbakti kepadanya.” Rara pun terdiam tanpa kisah. Ia tak bisa menyanggah ucapanku. Kupikir, remaja cantik itu takut salah bicara hingga nanti kiranya aku bakal sakit hati. Padahal tidak! Aku tidak sebaper itu. “Ra, menurutku hadiah untuk Ibunda tercinta itu tidak harus selalu dengan uang, barang, atau perhiasan. Ketika kita membantunya dengan sepenuh hati dan tidak membantah setiap nasihat baik, aku rasa itu adalah hadiah terbesar yang bisa kita berikan kepada Ibu. Di luar sana, mungkin banyak anak yang lebih kaya dari kita, dia bisa memberikan apa pun kepada Ibunya. Tapi ternyata? Masih saja ada keributan di antara mereka gara-gara si anak kurang taat, sedikit berbakti, dan tidak perhatian dengan orang tua. Aku tidak ingin seperti itu, Ra.” Rara kembali terdiam, tapi kali ini ia lega. Sontak saja diambilnya gelas berisi teh hijau dan langsung diminumnya hingga beberapa teguk. Perempuan ini benar-benar adalah sahabat sejatiku. Rara sungguh mau berbesar hati menerima opini jujurku. Engkau hebat, Ra! “Ndah, jadi, sebenarnya Hari Ibu itu bukan tanggal 22 Desember, ya?” “Begitulah, Ra. Sejatinya Hari Ibu itu terjadi setiap hari, dan setiap hari adalah kewajiban kita sebagai seorang anak untuk membahagiakannya.” “Oke siap. Tapi besok siang kamu masih mau kan temani aku cari buket?” “Mau dong. Nanti setelah pulang dari pasar, aku kabari ya.” “Nah, cakep. Besok aku traktir kamu deh!” “Wah, mantap ini. Aku mau boba!” Baca Juga 7 Contoh Cerpen Romantis, Kisah Cinta Pasangan yang Tulus 3. Rindu Ibu Tak jarang aku dibuat iri dan kesal karena ibu jarang ada di sisiku. Sementara teman-temanku yang lain mereka mendapat kasih sayang seorang ibu setiap harinya. Ayah hanya mengatakan hal yang sama berulang sabar sayang, ibu bukan tak sayang kamu, tapi ia harus bekerja dulu, sabar…” Ya, ibuku bekerja sebagai TKW di luar negeri, tepatnya Singapura. Alih-alih mengurus anaknya sendiri, Ibu mengurus anak orang lain di sana. Hari silih berganti waktu terus berputar, tak terasa aku belum melihat ibu secara langsung selama tiga tahun. Selama itu aku hanya menghubunginya via video call. Akhir-akhir ini pun aku sering acuh jika jika VC dengannya. Aku tampak marah karena memang kesal. Kesal karena rindu ibu. Tampak terlihat jelas kalau ibu pun kecewa, ia tahu anaknya marah karena selalu diminta pulang, tapi tak bisa. “Ibu di sini karena kamu, sabar nak tinggal beberapa bulan lagi ibu pulang,” kalimat yang sering ibu ungkapkan ketika aku menagih pulang dirinya. Di sekolah rasa kesalku terkadang belanjut sehingga membuat aku malas untuk belajar. Beruntung, teman-temanku sering mengajak aku bermain, setidaknya rasa rindu bercampur kesal kepada ibu sedikit hilang. Pada suatu hari, ada seorang siswa baru bernama Ani. Ia datang dari kampung yang jauh untuk pindah ke kota. Lantaran ayahnya kini bekerja di sini. Ani terlihat sebagai anak yang baik dan lembut. Namun, saat diajak main sepulang sekolah, ia selalu menolaknya. “Aku mau bantu ayah bekerja,” jawab Ani setiap diajak bermain. Di satu pagi dengan kekesalan yang sama—dan rindu yang sama—aku datang ke sekolah dengan wajah muram. Ani yang melihatnya pun penasaran. “Kamu kenapa Debi? Ko cemberut?” “Kesal sama ibu,” jawabku singkat. Ani tambah penasaran. “Kenapa kesal?” Aku jawab rasa kekesalanku dan alasan ibu bekerja di luar negeri. Ani tersenyum mendengarnya dan terlihat lega’. “Ani, kenapa kamu malah tersenyum? Bukankah kamu akan kesal jika mengalami hal serupa seperti aku?” tanyaku. Gadis baik ini menjawab singkat. “Kamu beruntung,” jawab Ani. Aku tambah kesal. “Kenapa bisa disebut beruntung?” “Kamu beruntung karena masih punya ibu,” jawab Ani. Aku sedikit kaget. “Ibuku meninggal beberapa bulan lalu karena kecelakaan. Pindah ke sini karena bapak ingin melupakan momen bersama ibu dan bekerja sebagai pedagang keliling karena di kampung bisnis bapak hancur karena ia terus ingat dengan ibu.” “Aku dengan ayah sama, perasaanku sama, aku rindu dan hancur tanpa ibu. Berat meninggalkan kampung halaman yang di mana aku besar dengan ibu di sana.” “Tetapi hidup terus berjalan dan bapak perlu bekerja.” Aku hanya terdiam mendengar cerita Ani. “Debi, maaf kalau aku lancang dan mungkin seperti sok tahu. Tapi ingatlah, ibumu masih ada walau berjarak jauh. Kasih sayangnya membuat ibu harus pergi jauh. Tak apa, ibumu pasti pulang. Rindu yang akan terbalaskan meski masih lama itu kangen yang menyenangkan.” “Sementara aku, kangen ku tak akan terbalas. Rasa kangenku sulit disembuhkan.” Setelah perbincangan hangat itu hidupku berbalik. Melihat sudut pandang lain dan membuat aku mencoba mengerti posisi ibu. Kini, tak ada kesal karena rindu. Namun aku memilih menunggu dengan bahagia karena kangen ibu. Baca berita update lainnya dari di Google News. Baca Juga 9 Contoh Cerpen tentang Kehidupan, Memberi Motivasi dan Inspirasi
Tan, kau seperti oasis di tengah gurun. Kau menghidupkan mimpi-mimpi lamaku yang sempat mati suri karena kekolotan ayahku. Dulu, ketika ayah benar-benar melarangku untuk melanjutkan hobi ini, bahkan sampai berkeras membakar semua lukisanku, aku memutuskan pergi dari rumah. Saat itu, aku mengira impianku telah mati, dan mungkin aku hanya akan berakhir sebagai gelandangan. Tapi, ternyata tidak. Kau datang ke kosan itu sehari setelah kedatanganku, dan tampaknya kita memang ditakdirkan bekerja sama. Kita mendirikan sebuah galeri di sebuah gudang di kota yang letaknya cukup terpencil. Itu semua agar kita bisa sedikit menghemat modal yang ada. Kita berjalan dari titik paling minus. Di saat orang-orang masih memandang rendah lukisanku. Hingga hari itu datang, seorang kolektor lukisan besar tanpa sengaja mampir karena hujan. Siapa sangka dia akhirnya memborong lukisanku, mengenalkan ke teman-temannya, dan jadilah kita seperti sekarang ini. Terkenal, dan punya banyak harta. Mengingat-ingat itu aku jadi bingung mengapa kau mengundurkan diri. Bodoh. Lamunanku buyar ketika pintu ruang kerjaku diketuk. Aku mempersilakan masuk. Ternyata itu Riki, salah satu staf di galeriku. “Ada surat untuk bapak.” “Oh, iya.” Aku menyuruh Riki keluar, lalu membuka amplop surat itu. Kubaca pengirimnya Rustan. Ada urusan apa anak ini mengirim surat kepadaku? 1. Apa kabar kakak? 8 tahun kita tak jumpa, dan kuharap kau baik-baik saja di sana. Mungkin kau agak sedikit bertanya-tanya untuk apa aku mengirim surat ini. Tak usah cemas, Kak. Aku tahu kau sudah jadi orang sukses, kaya raya, tapi aku sama sekali tak punya niatan untuk meminta sepeserpun dari uangmu yang banyak itu. Aku hanya ingin menyampaikan beberapa hal yang mungkin belum kau ketahui. Pertama, mengenai peristiwa 8 tahun lalu, ketika ayah membakar lukisanmu. Ibu sama sekali tak ikut campur. Bahkan dialah orang yang mati-matian melarang ayah berbuat seperti itu, asal kau tahu saja, setiap malam ibu selalu membujuk ayah agar tak lagi berkeras hati memintamu jadi pegawai pajak seperti dirinya. - “Ibu tak ikut campur? Ya, memang. Saat hari kejadian itu, aku sedang bersama Ibu di ruang tamu, aku berniat melukis wajahnya di kanvas yang baru aku beli. Tapi, tiba-tiba ayah datang, marah padaku, dan titik puncaknya, dia membakar semua lukisanku. Tapi, aku benci Ibu. Saat aku kabur dari rumah, dia hanya diam tanpa berusaha mencegahku atau lebih-lebih mau ikut bersamaku. Saat itu aku yakin Ibu juga pasti ada di pihak ayah.” - Kedua, diamnya ibu hari itu bukan berarti dia merelakan kepergianmu. Ibu sempat berkata padaku, dia diam karena sakit yang dia rasakan waktu itu melebihi apapun. Tak ada kata yang dapat keluar dari mulutnya, tak ada tangis yang mengalir di matanya. Dan, kau perlu kau tahu, Kak, kalau berhari-hari setelah kepergianmu, Ibu menjadi seorang yang berbeda. Dia tak pernah tersenyum sekalipun ada yang lucu di televisi. Dia hanya mengkhawatirkan dirimu, Kak. - Aku diam. Lanjut membaca halaman berikutnya dari surat itu. - Ketiga, untuk mengurangi kekhawatirannya terhadap kondisimu, dia memanggil saudara jauhnya, yang bahkan aku sendiri awalnya tak tahu siapa dia. Namanya Tan. Ibu mengirimnya sebagai agen rahasia, dia melacak jejakmu dan menemukanmu di kosan itu. Dia mengabdikan seluruh hidupnya pada Ibu dan dirimu. Mungkin kau juga tak tahu, ketika dia minta izin pulang, sebenarnya dia sedang mengirimkan informasi kepada Ibu. Hahaha. Ibu selalu cerewet menanyainya ketika pulang, dan tak ada satu pun dari pertanyaan itu yang tak berkaitan denganmu. Bahkan aku suka kesal sendiri, Ibu hanya sibuk memikirkan kondisimu, dan sama sekali tak mengkhawatirkan Tan. Dan, begitu kau sukses dan sudah aman, Tan memutuskan kembali ke sini. - “Tan? Orang suruhan Ibu? Tak mungkin! Kalau memang benar Tan orang suruhan Ibu, yang setiap bulan pulang untuk menyampaikan informasi tentangku kepada Ibu, berarti Ibu sudah tahu dimana aku tinggal, bukan? Lalu, kalau memang dia mengkhawatirkanku, mengapa dia tidak menjemputku saja dengan paksa? Rustan pasti berbohong. Pasti!” - Keempat, meski kita tak terlalu dekat sebagai saudara, aku tetap mengenal sifatmu, Kak. Di sana kau pasti bertanya-tanya, mengapa Ibu menjemputmu saja, toh dia sudah tahu tempat tinggalmu dari Tan? Dulu, aku juga sempat bertanya-tanya mengenai hal itu, dan Ibu menjawab, “Asalkan Rusdi bisa bahagia, Ibu akan lakukan segalanya, termasuk bila harus tinggal jauh darinya.” Kau tahu? Ibu mengira kau membenci dirinya, dan keyakinan itu semakin kuat ketika kau tak datang ke pemakaman ayah, meski sudah kukirimi surat berulang kali. Dan, sekarang, mungkin kau sedang sibuk bekerja. Tapi, tolong, biarkan aku menyampaikan satu hal lagi. Kak, surat ini aku kirim tanpa sepengatahuan Ibu. Kalau dia masih mampu, mungkin dia akan mengawasiku dan melarangku kalau aku kedapatan menulis surat ini untukmu. Ibu tak ingin rahasianya terbongkar, tapi aku sudah tak tahan, Kak. Ibu sudah mendekati saat-saat terakhirnya, dan kupikir kedatanganmu pastilah akan jadi sesuatu yang sangat membahagiakan baginya. Ini semua didasari atas keinginanku sendiri, Kak. Bukan Ibu atau orang lain. Tak masalah bila kau menolak permintaanku yang dulu-dulu, tapi sekarang tolonglah turuti permintaanku. Hanya ini yang aku minta darimu, Kak. Tolonglah sempatkan dirimu untuk pulang ke rumah. -Rustan. Pintuku kembali diketuk. Aku buru-buru menghapus air mataku yang mulai keluar, lalu mempersilakan orang itu masuk. “Oh, kamu, ada apa lagi Riki?” “Saya cuma mau mengingatkan, Pak, kalau besok bapak ada janji bertemu dengan Bapak Johan.” “O… oke. Terima kasih, Riki.” “Baik, Pak. Saya permisi.” “Eh, eh, tunggu Riki,… “ “Iya, Pak?” “…sepertinya besok… saya tak bisa hadir.” *** Aku sudah menginjakan kaki lagi di sini. Di tempat aku dilahirkan dulu, sebuah rumah sederhana yang dibangun di tengah lingkungan persawahan. Setiap pijakan kakiku, aku merasakan tanah ini menyapaku, juga rumput-rumput itu yang seperti menyampaikan salam rindunya padaku. Rumahku sepi. Aku memanggil-manggil Rustan, tak ada yang menyahut. Beberapa menit kemudian, barulah aku melihat seorang anak kecil lewat di depan rumah. Dia bilang semua orang ada di pemakaman. Aku tak memikirkan apa-apa lagi setelah itu. Aku berlari dengan kencang, menembus gerimis yang mulai turun. Di pemakaman, aku melihat kerumunan orang dengan pakaian hitam-hitam. Aku mengenali dua orang di sana sebagai adiku, Rustan dan mantan asistenku, Tan. Aku berlari mendekatinya, menembus kerumunan orang, dan melihat nisan itu… nisan bertuliskan nama Ibu. Kurasakan kakiku lemas seketika, aku tertunduk di makam ibu, aku menangis sejadi-jadinya sembari memeluk batu nisan itu. Aku kecewa pada diriku sendiri. Kenapa aku bisa sebodoh ini? Meninggalkan Ibu yang sebenarnya sangat sayang padaku. Meninggalkan Ibu yang sebenarnya mendukung impianku. Meninggalkan Ibu yang selalu menitipkan doanya padaku. Hingga pemakaman itu hanya menyisakan dua orang, Rustan dan Tan, aku masih memeluk nisan Ibu. Mereka berdua lalu menarik tanganku untuk berdiri. Rustan merangkul pundaku dan berkata, “Tak usah menangis lagi, Kak. Di kejauhan sana, Ibu pasti melihat kedatanganmu… dan dia pasti sedang tersenyum di sana.” Beberapa minggu kemudian, aku kembali ke galeriku. Di dalam tas di ruang kerjaku, aku mengambil lukisan wajah Ibu yang baru setengah jadi. Satu-satunya lukisan yang berhasil aku amankan dari amukan ayah. Kulanjutkan lagi lukisan itu. Melukis sebuah senyum paling manis di wajah Ibu, sembari berharap dia mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. *** Kalau berkenaan bolehlah teman-teman komunitas bisa menulis ini memberikan tanggapan seperti rate atau komentar. Tanggapan dari kalian semua, sangat berarti bagi saya.
Kumpulan Cerita Lucu Cerpen Hari Ibu from Apa itu Cerpen Tema Hari Ibu? Apa itu Cerpen Tema Hari Ibu?Apa Manfaat Membaca Cerpen Tema Hari Ibu?Apa Contoh Cerpen Tema Hari Ibu?Apa Jenis Cerpen Tema Hari Ibu?Apa Cara Menulis Cerpen Tema Hari Ibu?Apa Kesimpulan Tentang Cerpen Tema Hari Ibu? Cerpen tema hari ibu adalah jenis cerpen yang memiliki tema utama tentang ibu. Cerpen ini bisa menceritakan tentang segala aspek tentang ibu, mulai dari perjuangan, kasih sayang, kepedulian, dan masih banyak lagi. Cerpen ini bisa menjadi cara yang efektif untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya menghargai ibu. Cerpen tema hari ibu bisa ditulis dalam berbagai genre, mulai dari fiksi, non-fiksi, hingga fiksi ilmiah. Setiap cerpen tema hari ibu memiliki alur cerita dan pesan yang berbeda-beda. Namun, semua cerpen memiliki kesamaan yang sama, yaitu menjelaskan tentang pentingnya menghargai dan mencintai ibu. Cerpen ini biasanya menggambarkan betapa berharganya ibu bagi anak dan bagaimana anak dapat menghargai ibu. Cerpen tema hari ibu dapat menjadi cara yang efektif untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya menghargai ibu. Cerpen tema hari ibu juga bisa menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan kesadaran tentang bagaimana ibu dapat mempengaruhi kehidupan anak. Cerpen ini bisa menjadi inspirasi bagi anak untuk mencintai dan menghargai ibu mereka. Cerpen ini juga bisa memberikan inspirasi bagi ibu untuk menjadi teladan bagi anak mereka. Cerpen tema hari ibu dapat menjadi cara yang efektif untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya menghargai ibu. Apa Manfaat Membaca Cerpen Tema Hari Ibu? Membaca cerpen tema hari ibu bisa menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menghargai ibu. Cerpen ini bisa menginspirasi anak untuk menghargai ibu mereka. Cerpen tema hari ibu juga bisa menginspirasi ibu untuk menjadi teladan bagi anak mereka. Membaca cerpen tema hari ibu bisa menjadi cara yang efektif untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya menghargai ibu. Selain itu, membaca cerpen tema hari ibu juga dapat membantu anak dalam memahami perasaan ibu mereka. Jika anak membaca cerpen tema hari ibu, mereka akan lebih paham tentang bagaimana perasaan ibu mereka. Cerpen tema hari ibu juga bisa menginspirasi anak untuk mencintai dan menghargai ibu mereka. Membaca cerpen tema hari ibu bisa menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menghargai ibu. Selain itu, membaca cerpen tema hari ibu juga dapat membantu anak dalam mengetahui tentang perjuangan ibu mereka. Anak akan lebih menghargai ibu mereka jika mereka membaca cerpen tema hari ibu yang menceritakan tentang perjuangan yang dilakukan oleh ibu mereka. Cerpen tema hari ibu juga dapat membantu anak untuk memahami kepedulian ibu mereka. Membaca cerpen tema hari ibu bisa menjadi cara yang efektif untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya menghargai ibu. Apa Contoh Cerpen Tema Hari Ibu? Salah satu contoh cerpen tema hari ibu adalah cerpen berjudul “Kasih Sayang Ibu”. Cerpen ini bercerita tentang seorang anak yang sedang menjalani liburan musim panas. Anak ini senang karena liburannya akan berakhir dan ia akan kembali ke rumahnya. Namun, ia sedih karena ia tahu bahwa ia tidak akan bertemu ibunya lagi. Namun, ia menghargai perjuangan ibunya dan menyadari bahwa ia masih dapat merasakan cinta dan kasih sayang ibunya meskipun mereka berbeda tempat. Cerpen lainnya yang bisa menjadi contoh cerpen tema hari ibu adalah cerpen berjudul “Pengorbanan Ibu”. Cerpen ini bercerita tentang seorang ibu yang bersusah payah untuk membesarkan anaknya. Ia bersedia mengorbankan waktu dan energinya untuk memastikan bahwa anaknya mendapatkan pendidikan yang baik. Cerpen ini menceritakan tentang kesungguhan dan pengorbanan ibu dalam membesarkan anaknya. Cerpen lainnya yang bisa menjadi contoh cerpen tema hari ibu adalah cerpen berjudul “Kesetiaan Ibu”. Cerpen ini bercerita tentang seorang ibu yang sangat setia pada anaknya. Meskipun anaknya sering melakukan kesalahan, ia tetap mencintai dan menghargai anaknya. Cerpen ini menceritakan tentang kesetiaan ibu terhadap anaknya dan bagaimana ia selalu mendukung anaknya. Apa Jenis Cerpen Tema Hari Ibu? Ada berbagai jenis cerpen tema hari ibu yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya menghargai ibu. Beberapa jenis cerpen tema hari ibu yang umum adalah cerpen fiksi, cerpen non-fiksi, dan cerpen fiksi ilmiah. Cerpen fiksi biasanya menceritakan tentang sebuah kisah fiktif yang memiliki tema utama tentang ibu. Cerpen non-fiksi biasanya menceritakan tentang sebuah kisah nyata yang memiliki tema utama tentang ibu. Sedangkan cerpen fiksi ilmiah yang biasanya menceritakan tentang sebuah topik ilmiah yang memiliki tema utama tentang ibu. Selain itu, ada juga beberapa jenis cerpen tema hari ibu lainnya yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya menghargai ibu. Beberapa jenis lainnya adalah cerpen puisi, cerpen drama, dan cerpen humor. Cerpen puisi biasanya menceritakan tentang sebuah puisi yang memiliki tema utama tentang ibu. Cerpen drama biasanya menceritakan tentang sebuah drama yang memiliki tema utama tentang ibu. Sedangkan cerpen humor biasanya menceritakan tentang sebuah kisah yang lucu yang memiliki tema utama tentang ibu. Apa Cara Menulis Cerpen Tema Hari Ibu? Menulis cerpen tema hari ibu tidak sulit. Yang perlu Anda lakukan adalah menentukan genre yang ingin Anda tulis dan membuat outline. Outline ini akan membantu Anda untuk menentukan arah cerita, mengembangkan karakter, dan menyusun alur cerita. Setelah Anda selesai dengan outline, Anda bisa mulai menulis cerpen tema hari ibu sesuai dengan outline yang Anda buat. Selain itu, Anda juga harus memastikan bahwa cerpen tema hari ibu yang Anda tulis memiliki pesan yang jelas. Cerpen harus menyampaikan pesan tentang pentingnya menghargai ibu. Anda juga harus memastikan bahwa cerpen tema hari ibu yang Anda tulis memiliki alur cerita yang logis. Alur cerita harus membuat cerita menjadi lebih menarik dan mudah dipahami oleh pembaca. Anda juga harus memastikan bahwa cerpen tema hari ibu yang Anda tulis memiliki karakter yang kuat dan kompleks. Karakter harus memiliki kepribadian yang jelas dan harus bisa menyampaikan pesan tentang pentingnya menghargai ibu. Anda juga harus memastikan bahwa cerpen tema hari ibu yang Anda tulis memiliki latar belakang yang kuat dan kontekstual. Latar belakang harus membuat cerita menjadi lebih menarik dan bermakna. Apa Kesimpulan Tentang Cerpen Tema Hari Ibu? Cerpen tema hari ibu adalah jenis cerpen yang memiliki tema utama tentang ibu. Cerpen ini bisa menceritakan tentang segala aspek tentang ibu, mulai dari perjuangan, kasih sayang, kepedulian, dan masih banyak lagi. Cerpen ini bisa menjadi cara yang efektif untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya menghargai ibu. Membaca cerpen tema hari ibu bisa menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menghargai ibu. Ada berbagai jenis cerpen tema hari ibu yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya menghargai ibu. Jenis-jenis cerpen tema hari ibu tersebut antara lain cerpen fiksi, cerpen non-fiksi, cerpen fiksi ilmiah, cerpen puisi, cerpen drama, dan cerpen humor. Menulis cerpen tema hari ibu tidak sulit. Yang perlu Anda lakukan adalah menentukan genre yang ingin Anda tulis dan membuat outline. Kesimpulannya, cerpen tema hari ibu adalah jenis cerpen yang memiliki tema utama tentang ibu. Cerpen ini bisa menjadi cara yang efektif untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya menghargai ibu. Membaca dan menulis cerpen tema hari ibu bisa menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya men
cerpen tema hari ibu