administrasi, ruang ibadah, ruang tunggu, ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit, ruang menyusui, ruang mekanik, ruang dapur, laundry, kamar jenazah, taman, pengolahan sampah, dan pelataran parkir yang mencukupi. Place sebagai salah satu unsur dalam bauran pemasaran, mengacu pada kemudahan konsumen mengakses layanan.
See Full PDFDownload PDF. PEMERINTAH KOTA MATARAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM Jl. Bung Karno Pagutan Mataram Telp. (0370) 640774 Fax. (0370)646928 Prosedur Pendaftaran Pasien 1. Pendaftaran Pasien IGD a. Pendaftaran Pasien Baru IGD 1) Pengertian.
Pegawai Rumah Sakit Umum Imelda, Kota Medan, Sumatera Utara, memperlihatkan ruang bayi sehat, Sabtu (3/9/2022). Ruang perawatan, terutama ruang perawatan intensif, acap kali penuh sehingga pasien yang memerlukan harus mencari di rumah sakit lain.
Periode II (1975 – 1992) : RS Persahabatan lepas status menjadi rumah sakit mandiri, atau lepas dari rSCM, dan selanjutnya menjadi rumah sakit umum kelas B-3 wilayah Jakarta Timur. Periode III (1992 – 2002): RS Persahabatan menjadi rumah sakit swadaya sejak 2 September 1992.
14 / Sep / 2023. Rp. 1.474.000. Min Order: 1 Unit. Kursi Tunggu Kursi Tunggu / Public Chair / Kursi Deret / Kursi Tunggu Bandara Fantoni F 7033/4 SEJika Anda menginginkan area tunggu yang lebih lapang, meskipun lahan yang Anda miliki sempit, Anda bisa menyiasatinya dengan kursi tunggu tanpa sandaran ini.
C438. ArticlePDF AvailableAbstractPada setiap rumah sakit atau fasilitas medis terdapat perawat yang bertanggung jawab atas perawatan suatu pasien. Para perawat ini mengawasi keadaan pasien selama masa pemulihannya atas penyakit atau cidera yang dideritanya. Pasien dalam kondisi tertentu terkadang membutuhkan bantuan perawat, bahkan dalam situasi gawat darurat pasien membutuhkan pertolongan segera. Sistem pemanggil perawat ini dirancang agar pasien bisa melakukan panggilan ke perawat dengan hanya menekan suatu tombol. Ketika pasien menekan tombol akan muncul indikasi pada suatu layar LCD yang terdapat di ruang perawat untuk menunjukkan pasien dari ruangan mana yang membutuhkan bantuan. Pengujian prototype alat dilakukan dengan membuat simulasi panggilan dari tempat tidur pasien dengan menekan tombol CALL 1 dan dari toilet dengan menekan tombol WC 1. Sistem merespon dengan segera menampilkan pemanggil secara real time di LCD dengan tidak ada delay waktu. LCD menampilkan pemanggil secara bergantian dan yang ditampilkan terlebih dahulu adalah yang pertama melakukan panggilan metode FIFO. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. InComTech Jurnal Telekomunikasi dan Komputer Desember 2020, 121-128 P-ISSN 2085-4811 E-ISSN 2579-6089 ISSN 2085-4811, eISSN 2579-6089 Perancangan Internet of Things Nurse Call System pada Area Rawat Inap Rumah Sakit Berbasis Arduino menggunakan Metode FIFO Jonston Sirait1*, Ahmad Firdausi2 1PT. Multi Sinar Adamar Jakarta, Indonesia 2Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Jakarta 11650, Indonesia *Email Penulis Koresponden Abstrak Pada setiap rumah sakit atau fasilitas medis terdapat perawat yang bertanggung jawab atas perawatan suatu pasien. Para perawat ini mengawasi keadaan pasien selama masa pemulihannya atas penyakit atau cidera yang dideritanya. Pasien dalam kondisi tertentu terkadang membutuhkan bantuan perawat, bahkan dalam situasi gawat darurat pasien membutuhkan pertolongan segera. Sistem pemanggil perawat ini dirancang agar pasien bisa melakukan panggilan ke perawat dengan hanya menekan suatu tombol. Ketika pasien menekan tombol akan muncul indikasi pada suatu layar LCD yang terdapat di ruang perawat untuk menunjukkan pasien dari ruangan mana yang membutuhkan bantuan. Pengujian prototype alat dilakukan dengan membuat simulasi panggilan dari tempat tidur pasien dengan menekan tombol CALL 1 dan dari toilet dengan menekan tombol WC 1. Sistem merespon dengan segera menampilkan pemanggil secara real time di LCD dengan tidak ada delay waktu. LCD menampilkan pemanggil secara bergantian dan yang ditampilkan terlebih dahulu adalah yang pertama melakukan panggilan metode FIFO. This is an open access article under the CC BY-NC license Katakunci FIFO; Nurse Call; Real Time; Riwayat Artikel Diserahkan 3 Mei 2020 Direvisi 16 Juni 2020 Diterima 19 Juni 2020 Dipublikasi 8 Desember 2020 DOI 1. PENDAHULUAN Perkembangan kemajuan teknologi saat ini sangat bermanfaat untuk membantu manusia melakukan aktifitasnya sehari-hari. Selain membantu manusia, teknologi juga sudah seperti kebutuhan pokok yang diperlukan manusia untuk memudahkan pekerjaannya. Salah satu teknologi yang sudah sangat umum digunakan pada rumah sakit adalah sistem pemanggil perawat atau yang lebih popular disebut InComTech Jurnal Telekomunikasi dan Komputer, Desember 2020, 121-128 ISSN 2085-4811, eISSN 2579-6089 dengan nurse call. Sistem ini adalah sebagai alat yang digunakan pasien untuk memanggil pasien jika pasien membutuhkan pertolongan [1, 2, 3]. Peran teknologi membawa dampak positif bagi perusahaan atau institusi. Teknologi akan membuat perusahaan semakin cepat dan mudah melakukan seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan tersebut. Penerapan teknologi juga akan membuat efisiensi waktu dan biaya dalam perusahaannya. Pada era globalisasi banyak dituntut melaksanakan perubahan dalam meningkatkan daya saing dengan menggunakan teknologi [4]. Salah satu contoh adalah penggunaan teknologi yang digunakan pada pelayanan kesehatan yang akan meningkatkan pelayanan pada rumah sakit dimana pelayanan rumah sakit harus lebih cepat, bersahabat dan akurat [5]. Pada era sekarang yang sudah serba internet, maka desain sistem nurse call yang dibuat juga mengikuti perkembangan ini. Perawat dimungkinkan untuk memeriksa catatan panggilan yang dilakukan pasien melalui smartphone masing-masing. Perawat dapat mengaksesnya melalui web browser dari smartphone atau komputer lainnya [6, 7, 8]. Komputer server sistem ini dihubungkan ke jaringan internet melalui jaringan LAN atau wifi. Sistem akan menunjukkan data panggilan oleh pasien secara real time. Perawat juga bisa melihat data panggilan sebelumnya untuk keperluan evaluasi pelayanan [9]. Catatan panggilan ini dapat dipergunakan oleh perawat sebagai arsip jika kemudian hari ada pasien yang menuntut pelayanan perawat yang lambat. Catatan panggilan ini bisa dipergunakan sebagai bukti bahwa perawat sudah menangani pasien begitu pasien menekan tombol bantuan [10]. Pada suatu rumah sakit ruang terdapat banyak ruangan perawatan yang terdiri dari beberapa kelas. Biasanya kelas ruangan perawatan adalah kelas tiga yang berisi enam tempat tidur pasien, kelas dua yang berisi empat tempat tidur pasien, kelas satu yang berisi dua tempat tidur pasien, kelas VIP yang berisi satu tempat tidur pasien dan kelas VVIP yang juga berisi satu tempat tidur pasien tetapi dengan ukuran lebih luas dari VIP [11]. Dalam menjalankan tugasnya, suatu kelompok perawat bertugas untuk merawat beberapa ruangan sekaligus dimana ruangan pasien terkadang berada cukup jauh dari ruangan tempat perawat berjaga. Perawat biasanya melakukan tugasnya mengontrol perkembangan kondisi pasiennya secara berkala [12]. Tujuan pembuatan sistem nurse call ini adalah sebuah solusi yang memudahkan pasien atau keluarga pasien yang sedang menemani pasien untuk memanggil perawat jika membutuhkan bantuan perawat. Seperti pasien mengalami kegawat daruratan, terjatuh dari tempat tidur, terjatuh di kamar mandi, aliran cairan infus tidak berjalan normal dan berbagai kasus lainnya yang membutuhkan bantuan perawat [13]. Sistem didesain dengan menggunakan metode First In First Out FIFO, arduino sebagai mikrokontroler pengontrol sistem, LCD grafik 128 X 64, buzzer, LED dan push button call, emergency call, wc call & reset [14][15]. 2. METODE Dalam pengumpulan data dan informasi tulisan ini, metode yang digunakan adalah perancangan alat. Metode yang dipergunakan pada sistem nurse call ini adalah metode First In First Out FIFO atau First Come First Served FCFS, yaitu pelayanan dimana yang lebih dahulu masuk maka lebih dahulu keluar atau yang lebih dahulu datang maka lebih dahulu dilayani. Alat yang telah dirancang dianalisa Jonston Sirait et al., Simulasi Filter Lolos Bawah dengan Teknologi……… ISSN 2085-4811, eISSN 2579-6089 berdasarkan serangkaian percobaan pada alat, sehingga didapat data yang ingin dicapai dan dapat mengetahui karakteristik dari alat tersebut. Blok Diagram dan Flowchart Sistem nurse call ini menggunakan Arduino Mega 2560 sebagai kontrolernya. Pada area tempat perawat berjaga disediakan LCD untuk menampilkan lokasi pasien yang memanggil dan buzzer untuk memberitahu perawat ketika ada pasien yang membutuhkan bantuan. Untuk memudahkan perawat menemukan lokasi dan status pasien maka disediakan empat lampu LED sebagai indikatornya. Tabel 1 memperlihatkan fungsi indikator ruangan. Tabel 1. Tabel indikator LED Panggilan dari bed pasien Perawat sudah menangani pasien Perawat membutuhkan bantuan Gambar 1. Blok Diagram Alat Pada Gambar 1 diperlihatkan blok diagram. Fungsi masing-masingnya adalah sebagai berikut PB Call adalah tombol panggil dari tempat tidur pasien, PB WC adalah tombol panggil dari WC/Closet, PB SP adalah tombol kehadiran perawat Staff Presence, PB SA adalah tombol untuk memanggil perawat lainnya Staff Assist, dan PB Reset adalah tombol untuk reset jika penanganan pasien telah selesai dilakukan. Adapun cara kerja sistem ini diperlihatkan pada Gambar 2 dalam bentuk flowchart. Perancangan Perangkat Lunak Sistem nurse call ini membutuhkan software Arduino & XAMPP. Software yang digunakan adalah bersifat open source. Pada software XAMPP ini sudah berisi Apache dan MySQL modul. Fungsi dari Apache adalah sebagai webserver dan MySQL sebagai database sistem nurse call ini. Software XAMPP diperlihatkan pada Gambar 3. Dalam proses instalasi software XAMPP hanya dibutuhkan aplikasi Apache & MySQL. Aplikasi lainnya tidak dibutuhkan untuk menjalankan prototype sistem nurse call ini. Untuk menghubungkan komputer server ke Ethernet shield, IP addres pada protocol internet TCP IPv4 komputer server perlu diatur. Dalam prototype ini InComTech Jurnal Telekomunikasi dan Komputer, Desember 2020, 121-128 ISSN 2085-4811, eISSN 2579-6089 IP Addres yang dipergunakan adalah IP Addres ini juga harus ditulis dalam program arduino. Setelah software XAMPP dibuka, Apache & MySQL harus di-start agar komputer server bisa menyimpan data penggunaan sistem. Proses pembuatan program untuk prototype sistem nurse call ini terdiri dari dua tahap yaitu pemrograman untuk rangkaian yang dikontrol oleh Arduino Mega 2560 dan penulisan program agar catatan penggunaan alat bisa dilihat di komputer server. StartPatient CallLed Red OnBuzzer OnLed Green onStart AssistResetNurse Come To Patient RoomNeed AssistStaff PresenceLed Yellow OnPatient Handled By NurseWork Has Been CompletedEndNoYesCall From Room 1“Patient Handled”“Need Assistence RIGambar 2. Flowchart Kerja Sitem Jonston Sirait et al., Simulasi Filter Lolos Bawah dengan Teknologi……… ISSN 2085-4811, eISSN 2579-6089 Gambar 3. Software XAMPP Pembuatan program Arduino pada prototipe sistem nurse call ini agar rangkaian elektronika dapat membaca input dari push button, memproses input tersebut dan kemudian menampilkan outputnya pada LCD dan buzzer. Arduino bertugas sebagai otak yang mengendalikan input, proses dan output pada rangkaian elektronika alat ini. Sistem nurse call ini juga dilengkapi dengan catatan penggunaan alat dalam bentuk tabel sederhana. Tabel ini mencatat waktu panggilan oleh pasien, waktu kedatangan staff, waktu ketika staff membutuhkan bantuan, waktu panggilan dari WC dan waktu ketika pasien telah selesai ditangani. Tabel 2 memperlihatkan contoh hasil catatan tersebut. Tabel 2. Log Sistem 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4 memperlihatkan hasil akhir dari perancangan dan perakitan. Pada gambar tersebut tampak LCD dan indikator LED pada rangkaian telah menyala. Hal ini menandakan rangkaian telah aktif dan telah dialiri oleh arus dan tegangan listrik DC. InComTech Jurnal Telekomunikasi dan Komputer, Desember 2020, 121-128 ISSN 2085-4811, eISSN 2579-6089 Gambar 4. Prototype Nurse Call System Catatan penggunaan sistem nurse call ini juga dapat diakses di smartphone dengan cara menghubungkan komputer server ke wifi. Untuk bisa mengakses catatan penggunaan sistem ini terlebih dahulu harus diketahui IP Wireless LAN komputer servernya. Gambar 5. IP Address Komputer Server Browser apapun yang tersedia di smartphone bisa digunakan untuk mengakses catatan penggunaan sistem nurse call ini dengan cara mengetik sebagai contoh alamat pc servernya Untuk menguji sistem ini maka diskenariokan terjadi beberapa situasi, seperti terlihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3. Tabel Situasi Pertama Pada Tabel 3 ditunjukkan reaksi dari sistem ini, lampu indikator dan buzzer terdiri dari tiga level yaitu slow, medium dan fast. Indikator ini digunakan untuk mengetahui seberapa penting pasien memerlukan bantuan. Warna Interval Kedip On/Off Interval1 CALL 1 1 Merah Slow Call From Room 1 On Slow Room 1 √x x x2 CALL 1 2 Merah Medium Call From Room 1 On Medium Room 1 √x x x3 CALL 1 3 Merah Fast Call From Room 1 On Fast Room 1 √x x x4 SP 1 1 Hijau xPatient Handled R1 On Fast Room 1 √ √ x x5 SA 1 1 Kuning xNeed Asistance R1 On Fast Room 1 √ √ √ x6 Reset 1 Off x"Nurse Call System" Off xRoom 1 √ √ √ √ Jonston Sirait et al., Simulasi Filter Lolos Bawah dengan Teknologi……… ISSN 2085-4811, eISSN 2579-6089 Tabel 4. Tabel Situasi Kedua Pada Tabel 3 dan Tabel 4, dapat diketahui bahwa panggilan ini berasal dari satu ruangan tetapi berbeda lokasi. Perbedaan lokasi tersebut adalah Tabel 3 dari pasien yang sedang berada di tempat tidur dan Tabel 4 dari toilet pasien. Ketika tombol “Call 1” dan “Call 2” ditekan pada saat bersamaan maka tampilan informasi yang ditunjukkan LCD akan bergantian antara tampilan informasi dari “ROOM 1” dan “ROOM 2”. Dari kedua situasi percobaan diatas komputer control akan mencatat waktu panggilan dilakukan, waktu perawat datang, waktu perawat membutuhkan bantuan perawat lainnya dan waktu pasien telah selesai ditangani perawat. Log panggilan yang tercatat pada computer control diperlihatkan pada Gambar 6. Gambar 6. Gambar Tampilan Log Panggilan Situasi 1 dan Situasi 2 Semua log panggilan dicatat oleh komputer. Panggilan paling terakhir ditunjukkan pada bagian atas. Log panggilan ini disimpan terus-menerus sampai kapasitas penyimpanan penuh. 4. KESIMPULAN Berdasarkan pengujian maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Sistem nurse call ini dapat dipergunakan untuk memberitahu perawat bahwa ada pasien yang membutuhkan pertolongan. Log panggilan dari pasien ditunjukkan secara real time ketika tombol ditekan. Sistem memiliki lampu LED berwarna merah, kuning, hijau, biru dan buzzer sebagai indicator, untuk memudahkan perawat menemukan lokasi pasien. Buzzer dan LED memiliki tiga interval yaitu low, medium, dan high untuk mengetahui urgensi panggilan pasien. Terdapat tombol pemanggil bantuan jika InComTech Jurnal Telekomunikasi dan Komputer, Desember 2020, 121-128 ISSN 2085-4811, eISSN 2579-6089 perawat membutuhkan bantuan perawat lainnya. Perawat tidak dapat membatalkan panggilan pasien sebelum mendatangi pasien. Catatan panggilan perawat tersimpan di komputer server dan dapat dipergunakan untuk evaluasi kecepatan penanganan panggilan pasien oleh perawat dikemudian hari. Catatan panggilan pasien juga dapat diakses melalui smartphone perawat atau komputer lainnya dengan menggunakan jaringan internet. REFERENSI [1] C. Vikasari, P. Purwiyanto & G. M. Aji, “Teknologi Aplikasi Nurse Call berbasis Client Server Pada Rumah Sakit”, Journal of Applied Informatics and Computing JAIC, vol. 2, no. 2, pp. 01-08, Desember 2018, DOI [2] J. Dugstad, V. Sundling, E. R. Nilsen, “Nursing staff’s evaluation of facilitators and barriers during implementation of wireless nurse call systems in residential care facilities. A cross-sectional study,” BMC Health Serv Res, vol. 20, no. 163, 2020, DOI [3] H. Noguchi et al., "Bayesian statistic model for nurse call data considering time-series, individual patient variabilities and massive zero-count call data," 2020 42nd Annual International Conference of the IEEE Engineering in Medicine & Biology Society EMBC, Montreal, QC, Canada, 2020, pp. 5598-5601, doi [4] I. Herdyanti, “Perkembangan Teknologi Bagi Perusahaan,” 2013. [Online]. Available [Accessed 20-Nov-2018]. [5] I. Setyaningsih, “Analisis kualitas pelayanan rumah sakit terhadap pasien menggunakanan pendekatan lean servperf performance Studi Kasus Rumah Sakit X,” Spektrum Industri, vol. 11, no. 2, pp. 117–242, 2013, DOI [6] M. A. Majumder, “Low Cost Wireless Nurse Call System with Webserver & Pager”, Global Journal of Computer Science and Technology, vol. 16, no. 1-E, pp. 1-6, March 2016. [7] W. Kartika, I. Sansoso dan K. Supriyadi, “Simple Wireless Nurse Call on Distance Measurment,” Journal of Robotics and Control JRC, vol. 2, no. 3, pp. 145-147, 2021. [8] A. Widodo, M. A. Imron and N. Nurhayati, "Performance Evaluation of ESP8266 for Wireless Nurse Call System," 2020 Third International Conference on Vocational Education and Electrical Engineering ICVEE, Surabaya, Indonesia, 2020, pp. 1-4, DOI [9] K. Joakim, “Support for nurses’ strategies to handle unwanted nursecalls”, Disertasi, Norwegian University of Science and Technology, Norwegia, 2016. [10] N. Khera, T. Sharad, R. P. Singh, G. Thatagata, & K. Pradeep, “Development of Android Based Smart Home and Nurse Calling System for Differently Abled”. 5th International Conference on Wireless Networks and Embedded System WECON, Rajpura, 2016, pp. 1-4, DOI [11] L. Sue, “The Button Initiating the Patient–Nurse Interaction,” Clinical Nursing Research, vol. 23, no. 2, pp. 188 –200, 2014, DOI [12] S. Aswin, N. Gopalakrishnan, S. Jeyender, R. G. Prasanna and S. P. Kumar, "Design development and implementation of wireless nurse call station," 2011 Annual IEEE India Conference, Hyderabad, 2011, pp. 1-6, DOI [13] L. Guarascio-Howard and K. Malloch, “Centralized and Decentralized Nurse Station Design An Examination of Caregiver Communication, Work Activities, and Technology”, HERD, vol. 1, no. 1, pp. 44-57, Fall 2007, DOI [14] S. Mehmet, S., Unluturk, “Manual Nurse Messaging with Patient Information Using A Mobile Whiteboard System”, Computer Method and Programs in Biomedicine, vol. 110, pp. 441-446, 2013. [15] O. Adigun, J. O. Onihunwa, D. A. Joshua, and O. O. Adesina, “Framework for Development of Mobile Telenursuring System for Developing Countries,” The 13th International Conference of Nigeria Computer Society, Lagos, Nigeria, July 2017, pp. 1-12. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this and increased performance of mobile computing systems has brought about development of myriad of mobile applications including mobile surveillance, mobile news, mobile games, mobile learning, mobile health etc. Mobile health has many sub-fields one of which is mobile nursing. In this paper, framework for provision of effective mobile nursing system was developed, the framework aid sustainable healthcare provision in developing countries by enabling telenurses to make clinical decisions based on expert advice and carry out some medication administration functions like medication usage monitoring etc. This is with the view to improve health care quality, thereby expanding access to affordable care at reduced health care cost of patients. Development of this framework involved the establishment of stakeholders required by the system these included the care centre, telenurse, telepatients and teleconsultants. The detailed attributes and functions of these stakeholders as well as relationship and interaction between the stakeholders were specified. The requirement statement gathered was transformed into use case diagram of the mobile nursing system wherein the design of the framework of the mobile nursing system was designed on. Furthermore, the flow chart of the mobile application which implements the framework designed was detailed. The mobile nursing system was shown to require low start-up cost as it only requires a central server and mobile phones running Android operating system already possessed by the telenurse, telepatients and teleconsultants. It is believed that the system is cost effective complements to traditional nursing that will reduce the problem of nurse understaffing and reduce rural marginalization in terms of nursing staffs by enabling nurses take ubiquitous clinical decisions about their Traditional nurse call systems used in residential care facilities rely on patients to summon assistance for routine or emergency needs. Wireless nurse call systems WNCS offer new affordances for persons unable to actively or consciously engage with the system, allowing detection of hazardous situations, prevention and timely treatment, as well as enhanced nurse workflows. This study aimed to explore facilitators and barriers of implementation of WNCSs in residential care facilities. Methods The study had a cross-sectional descriptive design. We collected data from care providers n = 98 based on the Measurement Instrument for Determinants of Innovation MIDI framework in five Norwegian residential care facilities during the first year of WNCS implementation. The self-reporting MIDI questionnaire was adapted to the contexts. Descriptive statistics were used to explore participant characteristics and MIDI item and determinant scores. MIDI items to which ≥20% of participants disagreed/totally disagreed were regarded as barriers and items to which ≥80% of participants agreed/totally agreed were regarded as facilitators for implementation. Results More facilitators n = 22 than barriers n = 6 were identified. The greatest facilitators, reported by 98% of the care providers, were the expected outcomes the importance and probability of achieving prompt call responses and increased safety, and the normative belief of unit managers. During the implementation process, 87% became familiar with the systems, and 86 and 90%, respectively regarded themselves and their colleagues as competent users of the WNCS. The most salient barriers, reported by 37%, were their lack of prior knowledge and that they found the WNCS difficult to learn. No features of the technology were identified as barriers. Conclusions Overall, the care providers gave a positive evaluation of the WNCS implementation. The barriers to implementation were addressed by training and practicing technological skills, facilitated by the influence and support by the manager and the colleagues within the residential care unit. WNCSs offer a range of advanced applications and services, and further research is needed as more WNCS functionalities are implemented into residential care services. Sue LasiterPatient-nurse interactions are foundational to care that is desired by patients. Evidence about patient-initiated interactions with nurses is scant and little focus has been placed on the meaning to patients of ways to call for help when needed. The purpose of this secondary analysis was to provide a more intensive focus on initiative, one of four categories identified in a grounded theory study related to the perception of feeling safe in intensive care. Of 10 participants, a subset of 9 participant interviews was included in this analysis. Participants perceived "the button" was a way to initiate interaction with a nurse and to get the help they might need "right now." This report emphasizes the importance of nurse call lights to patients and contributes to evidence focused on the meaning for patients of initiating interaction with nurses. Findings have important implications for care quality and nurse of nurse call data is important to evaluate nursing management, because nurse calls reflect the fundamental demand of patients. However, the nurse call data include time-series properties and individual patient variabilities. In addition, the calls do not necessarily follow the common single distributions such as normal and Poisson distribution. These characteristics of the nurse call data cause the difficulty of applying traditional frequent statistics. To resolve this problem, we introduced Bayesian statistics and proposed a model including three elements 1 transition, which represents time-series change of nurse calls, 2 random effect, which handles individual patient variabilities, and 3 zero inflated Poisson distribution, which is suitable for nurse call data including massive zero data. To evaluate the model, nurse call dataset containing total 3324 patients in orthopedics ward was used and the differences of nurse calls between the patients who had undergone orthopedics surgery and those who had undergone other surgeries were analyzed. The result in comparing all combinations of elements suggested that our model including all elements was the most fitting model to the dataset. In addition, the model could detect longer duration of nurse call difference existence than the other models. These results indicated that our proposed model based on Bayesian statistics may contribute to analyzing nurse call dataset. Joakim KlemetsA nurse call system allows patients in a hospital department to remotely call for a nurse’s assistance when required. Commonly, a nurse call system notifies nurses about an issued call through strategically placed alarm displays. Recently, nurses have also been equipped with wireless phones through which they receive nurse calls. However, nurse call systems have been accused of being a source of continuous interruption that further complicates nurses’ work. In particular, interruptions have been found to negatively affect human cognition and are considered a possible cause to medical errors in this type of working milieu. Through a design science approach, effort is aimed at designing technology that addresses nurses’ struggles to handle interruptions in the form of nurse calls at a Norwegian university hospital. The research is divided into three distinct yet interdependent phases. In the first phase, the nature of these types of interruptions and nurses’ strategies to handle them are explored using a qualitative case study strategy. In the second phase, engineering methods are applied to develop prototypes that support nurses’ strategies. Finally, during the third phase, nurses are involved in co-design exercises that utilise socio-technical design approaches to further refine the prototypes as well as evaluate their possible implications on practice. The results indicate that nurse calls are a complex phenomenon that cannot easily be distinguished as having negative or positive effects on nurses’ work. In particular, these calls are an inherent and central part of nursing work, which is supported by the finding that several factors influence nurses’ decision to respond to a nurse call. Nurses were found to adopt four main strategies to both restrict unwanted nurse calls and facilitate the reception of wanted ones, and prototypes were developed to more efficiently support three of these strategies. The evaluation of the prototypes suggests that these could make existing sub-optimal workarounds redundant, improve work efficiency, and facilitate nurses’ decision making. Further, using this technology to support nurses’ everyday practices that result in successful outcomes could enhance patient safety by strengthening the socio-technical system’s this work, a nurse call system is designed and developed which provides continuous monitoring of patient's status. The system helps in assisting patients who are bedridden and have no other means of communication with medical staffs in the absence of their caretakers. The conventional nurse call systems employ push button switches mounted near hospital beds that facilitate patients to alert a centralized base station for seeking the attention of the nurses or other health care staffs. As and when the call is initiated and attended the alert signal is automatically turned on and off respectively. A radio frequency based wireless communication is adopted to address the additional wiring requirements in the initial installation process. The designed system provides the unique identification number of the patient through voice messages and short messaging service SMS messages to the base station. The call can be initiated either by manual or automated modes. In the automated mode, the physiological parameters such as ECG, pulse rate, oxygen saturation level, respiration rate are continuously monitored and in case of any emergencies, voice message and SMS is initiated automatically. Mehmet UnluturkNurses are the backbone of hospitals. They are mobile all the time and they can be anywhere in the hospital. To improve the communication between nurses, publicly visible displays such as manual whiteboards are heavily used in the nursing units. However, HIPAA limits the information displayed in these public displays. In this paper, a software solution called whiteboard which is HIPAA compliant is developed to replace these manual public displays. The software whiteboard is visible only to the nurses and integrates the staff assignments from the nurse call system, the patient and the bed information from the ADT admission-discharge-transfer interface, and the staff location information from the location server. Nurses can use this information to improve the staff communication, do the planning, and see the bed occupancy status in their nursing units.
Ruang atau kursi Tunggu di rumah sakit, Nyaman kah? Setiap orang yang akan melakukan kegiatan di tempat umum pastinya selalu antri, baik di pusat perbelanjaan maupun rumah sakit. Menunggu memang membosankan, sehingga ruang tunggu harus dibuat nyaman. Dalam artikel ini akan membahas mengenai ruang tunggu rumah sakit atau kursi tunggu di rumah sakit. Ruang tunggu pasien harus diperhatikan, karena saat akan melakukan pemeriksaan hal yang utama adalah antri. Sudah seharusnya kalau ruang tunggu atau kursi tunggu di rumah sakit dibuat senyaman mungkin. Pelayanan yang bagus dari rumah sakit bisa meningkatkan kepuasan pasien rumah sakit. Kenyamanan ini harus diberikan pada pasien supaya tidak bosan dan kembali lagi ke rumah sakit tersebut karena pelayanan yang bagus. Ruang tunggu atau kursi tunggu di rumah sakit, memang harus dibuat nyaman. Apalagi bila pasien menunggu lama maka tidak akan menimbulkan bosan. Di ruang tunggu sebaiknya disediakan minum atau permen, supaya pasien tidak tambah bosan bahkan marah saat menunggu antrian lama. Lalu, bagaimana seharusnya tips yang digunakan supaya tidak membosankan? Tips ruang tunggu rumah sakit agar tidak membosankan Ruang tunggu atau kursi tunggu di rumah sakit memang memberi pengaruh yang sangat kuat karena bisa mempengaruhi kepuasan pada pasien. Ruang tunggu atau kursi tunggu memiliki pengaruh yang kuat terhadap pelayanan kesehatan karena biasanya estimasi waktu pasien dalam menunggu sekitar 20 menit. Pelayanan yang baik pada pasien memang menjadi standar wajib bahwa pusat layanan kesehatan tersebut memberikan kepuasan pada pasien. Pasien yang datang memeriksakan kesehatan dari balita hingga lanjut usia. Oleh karena itu kursi tunggu atau ruang tunggu harus nyaman. Ruang tunggu atau kursi tunggu pasien harus disesuaikan, misalkan menggunakan kursi yang cocok serta antimikroba. Sebaiknya juga sediakan kursi tunggu untuk pasien yang obesitas supaya duduk lebih nyaman. Dekorasi dinding rumah sakit juga harus diperhatikan dan ditata semenarik mungkin. Lingkungan yang menarik harus diciptakan. Cahaya yang masuk ke ruangan juga harus diperhatikan begitu juga dengan jendela. Hiburan untuk pasien maupun pengunjung sebaiknya juga dipertimbangkan. Pada bagian dinding ruang tunggu bisa disediakan poster yang positif. Selain itu, kotak saran juga diperlukan untuk membuat pengunjung menjadi lebih nyaman. Warna juga mempengaruhi suasana hati pasien. Ruang tunggu pasien juga bisa dipasang speaker sehingga musik-musik yang tenang bisa disetel demi kenyamanan pasien. Musik dipercaya dapat menurunkan kegelisahan dan juga suasananya menjadi nyaman. Kebersihan merupakan faktor utama yang wajib diterapkan. Kebersihan pada ruang tunggu atau kursi tunggu rumah sakit ini bisa membuat seseorang betah berlama-lama. Kosongkan semua bak sampah atau barang yang ternoda atau rusak. Kesehatan dan perawatan pada pasien memang dipengaruhi oleh kondisi fisik dan juga sosial dimana mereka berada. Tanpa kita sadari, ternyata sarana seperti kursi di ruang tunggu ternyata bisa sangat berpengaruh. Nah sekarang kita sudah tahu pentingnya sarana umum seperti kursi tunggu rumah sakit untuk kenyamanan pasien. Oleh karena itu, sediakan kursi tunggu rumah sakit yang terbait untuk fasilitas kesehatan anda. Kami toko alat kesehatan dan penyedia alat-alat rumah sakit menyediakan kursi tunggu rumah sakit beragam jenis dan ukuran. Semoga bermanfaat. Produk Terkait Ranjang Rawat Pasien Manual 1 Crank Fitur Double Protection Screw System Luxurious Silent Double Side Castors Aluminium Alloy Guardrails Hole Punching Type Bed Board ABS Head and Foot board Stainless Steel IV drip Urine Hooks Details Matras Ranjang Pasien – Matras Polos Fitur Busa high density Tidak mudah kempes Dilapisi kulit oscar Details Lemari Kamar Pasien Rumah Sakit Features ABS Plastic construction Colours, off white and green or blue Side panels include drop down towel rail Pull out drawer and right hand cupboard door Overall size- W480 x D480 x H760 mm Details Ranjang Pasien 1 Crank Manual Fitur Lembaran panel dek logam yang mudah dilepas service & cleaning. Penahan Matras – di keempat sudut. Kait Urine bag di kedua sisi ranjang. Kait Kantung di kedua sisi ranjang. Roda ranjang ganda 125mm dengan kunci central locking. Bantalan pelindung dinding yang berotasi – di ujung kepala ranjang. Panel kepala yang ringan dan dapat dilepas. Siderail yang bisa dilipat ke bawah. Tambah matras polos klik DISINI Details Ranjang Pasien 2 Engkol Manual Fitur Desain Eropa yang bersih dan Stylish. Safe Working Load / Beban Kerja Aman 240 Kg. Sistem penggerak lekuk mekanis. Penutup sistem roda penggerak Full ABS infection control. Lembaran panel dek logam yang mudah dilepas service & cleaning. Penahan Matras – di keempat sudut. Kait Urine bag di kedua sisi ranjang. Kait Kantung di kedua sisi ranjang. Roda ranjang ganda 125mm dengan kunci central locking. Bantalan pelindung dinding yang berputar – di ujung kepala ranjang. Tambah matras polos klik DISINI Details Ranjang Pasien 3 Crank Manual Fitur Safe Working Load Beban Kerja Aman 250 Kg. Sistem penggerak mekanis berliku dengan hi-low gas assisted. Panel kaki yang bisa dilipat Untuk Service & Cleaning. Mudah melepas panel dek plastik ABS Untuk service & cleaning. Alat Penahan Matras di empat sudut yang lembut dan berkontur. Kait Urine bag di kedua sisi ranjang. Socket tambahan di ujung kepala ranjang. Roda ranjang ganda 125mm dengan kunci central locking Bantalan pelindung dinding yang berputar – di ujung kepala ranjang. Panel kepala yang ringan dan dapat dilepas. Siderail bentuk tubular ¾ horizontal opsional. Dapat dikonversi menjadi ranjang dengan fungsi elektronik penuh di kemudian hari. Tambahan Matras Polos Klik DISINI Details Kursi Periksa THT – 4 Motor Features 4 powerful motors up to 6000N operating electrically and separately the up/down, back rest, seat up to Trendelenburg position and leg-rest. Four electric memory movements Two working positions chosen by the operator, “zero” position for exit/entrance by the patient, and a new “synchro” button that recalls the synchronized movement of the back-rest and leg-rest. The upholstered parts of the chair are removable and composed of high density and non-deformable foam pelted with bi-elastic, tear-resistant, antimicrobial skay, very easy to clean. Solid construction – painted with epoxy powders, and refined with elegant covers that are molded in ABS at high resistance. Untuk memesan produk ini, silakan tekan tombol di bawah ini. Details Kursi Pasien THT – 3 Motor Features Pedal for independent movement control wireless foot control is optional. Four electric memory movements Two working positions chosen by the operator, “zero” position for exit/entrance by the patient, and a new “synchro” button that recalls the synchronized movement of the back-rest and leg-rest. Four powerful, high quality motors up to 6000N for positioning up/down, back-rest, Trendelenburg and leg-rest movements. Provides maximum stability and efficiency. Solid construction — painted with epoxy powders, and refined with elegant covers that are molded in ABS at high resistance. The mattress is composed of high density foam that is covered in bi-elastic, tear-resistant, easy to clean anti-microbial upholstery. Rotation of 75° on left and right with manual locking system. Single leg-rest activated by a motor and with a reclining foot-rest and a protective metal plate. Independently lifting padded armrests are synchronized to the back rest movement. Anatomically articulated head rest with vertical and horizontal manual adjustment. Padded lumbar cushion for patient's maximum comfort when lying in the bed position. Untuk memesan produk ini, silakan tekan tombol di bawah ini terlebih dahulu. Details Kursi THT Periksa Pasien Features Joystick foot pedal for synchronized movement of leg rest, back rest, and two customizable recall positions. Two silent, linear motors operate independently for height adjustment and movement of the seat and backrest. Articulating head rest. High-density padding covered in tear resistant, antimicrobial skay. Detachable, revolving armrests for easy entrance and exit. Fixed foot rest in chromed steel, per request. Untuk memesan produk ini, silakan tekan tombol di bawah ini. Details Kursi Periksa Pasien THT Features Silently motored chair height adjustment controlled by foot pedal. 360 degree rotation. Wide, soft, single leg-rest lifted by a gas-spring device. Chromed metal footrest. High-density foam chair with bi-elastic, tear-resistant, antimicrobial skay covering. Reclining back rest to 180 degrees. Height-adjustable head rest. Detachable, revolving armrests for easy entrance and exit. Pedal for up-down movement. Untuk memesan produk ini, silakan tekan tombol di bawah ini. Details Rak Susun Plastik Keterangan Produk Jenis Alat Penyimpanan Tipe Rak Atlas Warna Hijau Bahan Plastik Berkualitas Untuk memesan produk, tekan tombol di bawah ini terlebih dahulu Details Ranjang Tempat Periksa Pasien Keterangan Jenis Ranjang Periksa Tipe Flat Bed Stainless Warna Hitam Bahan Stainless steel PRODUK DISCONTINUE Details Ranjang Orang Sakit Standard 1 Engkol • Beban Max 280 kg • Castor 4 buah 2 roda dilengkapi rem • Lubang Tiang Infus Ada 4 lubang • Warna Head Foot Coklat Tambah matras polos klik DISINI Details Lemari Narkotik Satu Pintu Keterangan Kode NAR-20 Jenis Lemari Obat / Lemari Intrumen Tipe LEMARI OBAT NARKOBA/NARKOTIKA 1 PINTU PC Warna Putih Bahan Steel Plat, Epoxi Powder Coating Details Lemari Obat Narkotika Besar Keterangan Kode NAR-21 Jenis Lemari Obat / Lemari Intrumen Tipe LEMARI OBAT NARKOBA/NARKOTIKA 2 PINTU PC Warna Putih Bahan Steel Plat, Epoxi Powder Coating Details Screen Bed 3 Bidang Rangka Stainless Steel • Tipe Bed Screen Satu Bidang Stainless Steel • Warna Putih • Rangka Stainless Steel • Bahan Katun Details Screen Bed 1 Bidang Rangka Stainless Steel • Tipe Bed Screen Satu Bidang Stainless Steel • Warna Putih • Rangka Stainless Steel • Bahan Katun Details Screen Bed 2 Bidang Rangka Stainless Steel • Tipe Bed Screen Stainless Steel • Warna Putih • Rangka Stainless Steel • Bahan Katun Details Tempat Tidur Rumah Sakit Elektrik 3 Crank Fitur 9 Menu Otomatis Fungsi Auto-Contour dengan sandaran yang bisa dibuka untuk posisi pasien yang mudah dan nyaman Trendelenburg Kemiringan Manual Rel keselamatan dengan indikator sudut terpisah Mudah untuk melepas panel kepala untuk akses cepat ke kepala pasien Tuas CPR dua sisi Sandaran & indikator tempat tidur Peralihan penguncian pada panel kontrol Remote control, memudahkan untuk penyesuaian tidur pasien Sistem pengereman yang mudah dioperasikan Tambahan Matras Polos Klik DISINI Details Sprei Ranjang Rumah Sakit dan Sarung Bantal Ranjang Rumah Sakit • Warna Putih • Bahan 100% Cotton Details Ranjang UKS Anak TK Fitur • Bahan frame epoxy duco finishing steel • Bagian kepala / Head Rise dapat dinaikkan • Matras terbuat dari spon yang dilapisi cover kulit imitasi • Terdapat pijakan kaki / footstep dalam paketnya Details Ranjang Periksa Pasien Warna Hitam-Putih Bahan Epoxy Duco Finishing Steel Matras Busa lapis oscar Sandaran Kepala Adjustable PRODUK DISCONTINUE Details Paket Ranjang Periksa Periksa PC Bulat Fix 3 Laci + Footstep Fitur – Terdapat 3 laci sebagai tempat penyimpanan – Terbuat dari bahan Powder Coating Steel Frame yang kuat dan desain minimalis – Matras empuk dilapisi kulit oscar – Memiliki foot step untuk memudahkan pasien PRODUK DISCONTINUE Details Paket Meja Periksa PC Bulat 1 Kabinet 5 Laci + Footstep Fitur – Terdapat 5 laci dan 1 cabinet sebagai tempat penyimpanan – Terbuat dari bahan Powder Coating Steel Frame yang kuat dan desain minimalis – Matras empuk dilapisi kulit oscar – Memiliki foot step untuk memudahkan pasien PRODUK DISCONTINUE Details Troli Ranjang Pasien Trolley Range LG 55 Fitur • Full length X-ray compatible • Full length C-arm compatible • Lateral X-ray compatible • Safe Working Load 250 kg 550 lbs • Gas spring assisted adjustable backrest 0-87º • Dual-sided foot pedals for hi-lo/Trendelenburg/Rev. Trendelenburg • Emergency head-end foot pedal for Trendelenburg • Dual height ergonomic push/pull handles • Full-length radiolucent mattress platform • Full-length sliding X-ray cassette system • Easitrack 5th wheel steering castor system • 200mm 8” diameter anti-static castors • Central brake/steer castor system – 4 corner activation • Integral folding IV drip rod at head end • Stowable IV drip rod on trolley base • Integral folding Stainless Steel safety sides • Storage for medical gas cylinder size D, E or F • Storage for patients belongings • Bracket of mounting of Oxygen/suction equipment • Detachable folding monitor shelf/notes holder • Colour – off-white paint/mouldings • Colour – grey paint/dark grey mouldings Details Ranjang Pasien Elektrik Fitur • Bio-Contour Profiling • 3 Step Bed Extention • Underbed Light • Infection Control • Weigh Scale • Anti-Entrapment Sensors • Intuitive Controls • Pit Stop Maintenance • Bed Exit Alarm • Cardiac Chair Position • Low Height • 30 Degree Backrest Angle Details Ranjang Elektrik Pasien Feature – Auto CPR – 30 degree backrest angle – Auto-contour – Cardiac chair position – Low height and extra low height – Trendelenberg / reverse trendelenberg – Three position bed extension – A choice of patient handsets is available – 3/4 safety side rails standard or split ABS side rails Details Keranjang Baby – Baby Box • Kode EB-9049 • Jenis Baby Box • Tipe Baby Basket • Mattress deck Foam covered with vinyl Details Alas Ranjang Periksa Bed Sheet Fitur • Dapat digunakan untuk rumah sakit bagian pemeriksaan ginekologi, salon kecantikan massage • Penggunaan hanya sekali pakai • Tersedia beberapa pilihan warna menarik • Dapat digunakan sebagai alas hewan peliharaan Details Ranjang Pasien 3 Engkol Manual Feature • Singel wheel caster with Diagonal locking system • Manually-operated BACK-raise, KNEE-raise, and Hi-Lo • Torque Release Handle • Detachable Head & Foot Boards with auto locking stopper • Gasspring at Hi-Lo Function • Pressed steel mattress base • Seamless smooth surface • 125mm Casters made by Tente-Rollen,Germany Details PreviousNext Tags agen jual alat-alat rumah sakit, jual hospital furniture, jual kursi tunggu rumah sakit, ruang tunggu pasien yang nyaman
FilterRumah TanggaDekorasiRuang Tamu & KeluargaKesehatanObat - ObatanPerlengkapan MedisBukuNovel & SastraMasukkan Kata KunciTekan enter untuk tambah kata 39 produk untuk "ruang tunggu rumah sakit" 1 - 39 dari 39Urutkanstiker tulisan ruang tunggu, ruang periksa stiker rumah sakit sign Tangerangtgr~ 10Kursi Ruang Tunggu Chrome Bandara, Rumah Sakit, Kantor KT 3 Besi PusatrohmimPreOrderKursi Stadion Ruang Tunggu Tempat Duduk Halte Bangku Rumah Ruang tunggu Rumah UtaraMoltenn Vchairakrilik sign tanda arah ruang tunggu pasien rumah sakit 1%SurabayaPiramida Advertisingsoftware aplikasi program display informasi ruang tunggu rumah Selatandatabos1994Kursi Ruang Tunggu Bandara, Kantor, Tunggu Rumah Sakit KT 4 Besi PusatrohmimPreOrderKursi Ruang Tunggu Chrome Bandara, Rumah Sakit, Kantor KT 3 4[ Platinum ] Kursi Ruang Tunggu Chrome Bandara, Rumah Sakit, Kantor BaratBicous idDISKON Kursi Ruang Tunggu Kantor / Bandara / Rumah Sakit - KT Pusathidayatdestore
AbstrakWaktu tunggu rawat jalan di RSUD dr. Acmad Darwis Suliki masih menjadi permasalahan, hasil survey awal didapatkan bahwa waktu tunggu rawat jalan masih melebihi SPM rawat jalan yang ada yaitu 25 km. Disamping itu rumah sakit juga tidak memberikan sanksi disiplin bagi petugas yang terlambat datang. Menurut studi penelitian Laeliyah dan Subekti 2015, faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan pasien rawat jalan di RSUD Kabupaten Indramayu diantaranya adalah kurangnya kedisiplinan dalam memulai dan mengakhiri pelayanan kepada pasien di rawat jalan, kurangnya rasa kerjasama yang terjalin antar para petugas dalam melaksanakan pelayanan di rawat jalan petugas rekam medis, petugas poliklinik, perawat dan dokter sekaligus kesadaran para petugas akan pentingnya waktu tunggu pelayanan pasien di rawat jalan. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan kedisiplinan para petugas dan menjalin kerjasama antar para petugas petugas rekam medis dan petugas poliklinik seperti perawat dan dokter dalam melaksanakan pelayanan di rawat jalan kepada Dalam upaya mendisiplinkan petugas di RSUD dr. Achmad Darwis telah menerapkan sistem absensi finger dan pelaksanaan apel pagi, namun hal tersebut belum mencapai hasil yang maksimal. SPO SPO di RSUD dr. Achmad Darwis sudah ada tetapi hanya SPO rekam medik, tetapi pelaksanaanya belum optimal, misalnya tentang SPO pengembalian rekam medik rawat inap yaitu 2 x 24 jam setelah pasien pulang atau dirujuk kecuali untuk kebutuhan autopsi, kenyataannya masih ada rekam medik yang belum kembali sesuai waktu yang telah ditetapkan sesuai SPO, akibatnya sewaktu pasien kontrol ke poliklinik, rekam medis tidak ditemukan di rak penyimpanan. Pengembalian dari rawat jalan juga belum sesuai SPO. Petugas poliklinik tidak mengembalikan Dokumen Rekam Medik DRM dua jam setelah pelayanan. Tidak jarang petugas kurir yang datang menjemput ke poliklinik setiap harinya. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap waktu penyelenggaraan rekam medis pasien rawat jalan. Standar Prosedur Operasional SPO dan pedoman merupakan unsur terpenting dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Di RSUD dr. Achmad Darwis Suliki SPO untuk dirawat jalan belum ada sehingga bila ada petugas penanggung jawab salah satu poliklinik berhalangan untuk masuk dinas maka Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 84 petugas pengganti merasa kesulitan untuk menggantikan karena belum adanya SPO untuk pelayanan pasien poliklinik. Menurut Handoko 2012, SPO berguna untuk menghemat usaha managerial, memudahkan pendelegasian wewenang dan menempatkan tanggung jawab, memudahkan pengawasan, memungkinkan penghematan personalia dan membantu kegiatan Berdasarkan Undang-Undang RI no. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit wajib memiliki SPO dalam menyelenggarakan dan melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan Karena tidak adanya SPO, maka tidak dapat dikatakan pelayanan kesehatan sudah sesuai prosedur atau Menurut Sabarguna 2008, suatu pelayanan yang dijalankan perlu adanya standar pelayanan yang dibuatkan dalam rangka mencapai Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Laeliyah dan Subekti 2015 di RSUD Kabupaten Indramayu, yang menyatakan bahwa selain faktor jumlah pasien rawat jalan dan penyediaan berkas rekam medis pasien rawat jalan, hal penting yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan pasien rawat jalan adalah dari pihak RSUD Kabupaten Indramayu sendiri tidak adanya manajemen membuat regulasi dalam bentuk prosedur tetap / SOP, terutama dalam hal penetapan standar waktu tunggu pasien untuk mendapatkan pelayanan rawat Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nursanti et al 2018, yang menyatakan bahwa hal yang mempengaruhi waktu tunggu antara lain yaitu belum adanya SPO standar prosedur operasional.15 Kebijakan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa di RSUD dr. Achmad Darwis kebijakan tentang SPM rumah sakit telah diatur dalam bentuk Peraturan Bupati nomor 117 tahun 2016 tentang SPM BLUD dr. Achmad Darwis Kebijakan tersebut telah mengacu pada Keputusanan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/II/2008. Salah satunya mengatur tentang standar waktu tunggu rawat jalan yaitu ≤ 60 Pihak manajemen telah melakukan sosialisasi kebijakan tersebut, namun belum ada monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaannya. Untuk terlaksananya SPM sesuai standar sebaiknya ada rapat koordinasi antara petugas poliklinik dan pihak manajemen untuk membahas kendala yang dihadapi dalam mencapai standar yang telah ditetapkan. Kebijakan dalam waktu tunggu rawat jalan diatur dalam Keputusanan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal SPM Rumah Meminimalisasi waktu tunggu rawat jalan bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pasien sehingga mutu pelayanan meningkat dan pasien loyal terhadap rumah sakit. Kebijakan adalah keputusan tetap yang dicirikan oleh konsistensi dan pengulangan repetitiveness tingkah laku dari mereka yang membuat dan dari mereka yang mematuhi keputusan Menurut Handoko 2012 salah satu bentuk kebijakan yang dapat dibuat dalam bentuk yang lebih terperinci adalah prosedur standar atau Standard Operating Procedure SOP. Kebijakan dapat dibuat secara formal dan informal oleh para manajer puncak suatu Sarana Prasarana Sarana Di RSUD dr. Achmad Darwis khususnya di poliklinik rawat jalan masih banyak yang perlu dilengkapi untuk memperlancar proses pelayanan sehingga waktu tunggu semakin minimal. Untuk sarana di poli anak seperti timbangan bayi, kemudian untuk poli kebidanan set ganti verban hanya ada satu set , tensi meter hanya satu buah dan tidak adanya pengeras suara. Kursi tunggu juga belum mencukupi. Kurangnya tempat duduk yang ada di ruang tunggu poliklinik menyebabkan waktu tunggu menjadi lama karena pasien harus menunggu di luar area poliklinik, sedangkan di poliklinik tidak tersedia alat pengeras suara sehingga terkadang pasien tidak tahu jika namanya sudah dipanggil untuk diperiksa dokter. Permasalahan terbatasnya sarana yang ada sehingga pasien harus menunggu di luar juga ditemukan oleh Patel dan Patel 2017.17 Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Keles et al 2017 di RSUD dr. Samratulangi Tondano, yang mengatakan bahwa faktor yang paling dominan Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 84 yang mempengaruhi waktu tunggu yaitu faktor sarana Prasarana sudah hampir mencukupi. Dokter atau pasien yang datang tidak perlu susah mencari tempat parkir, karena di RSUD dr. Achmad Darwis Suliki sudah tersedia tempat parkir yang cukup luas dan dekat dengan poliklinik. Rumah sakit juga sudah memiliki sumber air sendiri berupa sumur bor dan air PAM. Jika terjadi pemadaman listrik, rumah sakit juga sudah mempunyai genset, sehingga pelayanan tetap berjalan walaupun listrik mati. Agar proses pelayanan rawat jalan terlaksana dengan lancar maka diharapkan agar rumah sakit melengkapi sarana sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan membuat perencanaan dengan menghitung jumlah kebutuhan untuk masa yang akan datang secara tepat, karena untuk pengadaan barang di rumah sakit umum daerah harus sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Komponen Proses - Pendaftaran Berdasarkan hasil penelitian di RSUD dr. Achmad Darwis Suliki didapatkan bahwa, pendaftaran pasien akan bermasalah jika pasien ramai dan terjadi penumpukan pasien, akibatnya pasien akan lama menunggu. Pasien yang mendaftar dengan menggunakan kartu BPJS akan menunggu waktu pendaftaran lebih panjang dibanding pasien umum. Hal ini terjadi karena pasien BPJS harus menyerahkan berkas kelengkapan pendaftaran seperti surat rujukan dan kartu BPJS. Pihak BPJS mengharuskan pasien melakukan verifikasi sidik jari. Verifikasi sidik jari ini bertujuan untuk menghindari penyalahgunaan kartu BPJS. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nursanti et al 2018, yang mengatakan bahwa waktu tunggu lebih lama pada pasien BPJS dibanding pasien umum. Hal tersebut disebabkan karena petugas harus melakukan verifikasi berkas pasien Di RSUD dr. Achmad Darwis Suliki masih menggunakan sistem pendaftaran manual, untuk masa yang akan datang sudah ada rencana untuk melakukan pendaftaran online. Sistem pendaftaran manual membuat pasien harus datang dan antri untuk mendaftar. Menurut Susanti et al 2015, sistem antrian dan pendaftaran akan menjadi lebih baik jika menggunakan sistem appointment Ditempat pendaftaran sering ditemui permasalahan seperti antrian yang panjang atau pasien yang menumpuk. Apabila waktu tunggu di pendaftaran lama maka akan mempengaruhi lama waktu pelayanan medis pasien keseluruhan dan selanjutnya akan mempengaruhi kepuasan pasien. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Musinguzi 2013, pasien menghabiskan sebagian besar waktu dalam menunggu untuk mendapatkan pelayanan. Bagian pendaftaran merupakan salah satu yang paling menyita waktu dengan besarnya jumlah pasien yang mengantri sehingga memperlambat Persyaratan pendaftaran yang tidak lengkap juga menjadi masalah yang ditemui di loket Waktu tungggu dalam antrian pada jam sibuk pelayanan di loket pendaftaran tertinggi mencapai 58,2 Penelitian oleh Bustami et al 2015 juga menemukan beberapa masalah dalam rangkaian kegiatan administrasi dan rekam medis yang mengakibatkan memanjangnya waktu tunggu, antara lain banyaknya jumlah pasien, kurangnya petugas di loket pendaftaran dan loket BPJS, gangguan koneksi internet dan pendistribusian rekam medis yang Untuk mengatasi masalah antrian di loket pendaftaran RSUD dr. Achmad Darwis maka sebaiknya disediakan sarana yang mencukupi seperti komputer untuk input data dan mencetak SEP pasien atau memberlakukan sistem pendaftaran on line. - Menyiapkan Dokumen Rekam Medis Di RSUD dr. Achmad Darwis proses menyiapkan dokumen rekam medis belum sesuai standar yaitu 1, indicating an inadequate workload and staff number. Based on the WISN analysis, it is concluded that the pharmacy is overstaffed under the existing workload conditions. Therefore, employee redistribution and the development of pharmaceutical satellites towards enhancing effectiveness and efficiency are significantly recommended.... A new trend in international hospital services today is how to build patient-focused services and provide safer healthcare based on continuous quality improvement. The demands of today's society that hospitals should be able to provide one stop services,meaning thatall health care needs related to patients must be able to be served by the hospital quickly, accurately, quality and affordable, which in the end can provide satisfaction in the results of treatment in accordance with the disease suffered Dewi et al., 2020. ...Lilya LunandaMappeaty Nyorong Achmad bachtiar RifaiAdministering outpatient medical records is required to provide excellent service to create patient satisfaction, especially with short waiting times. The purpose of this study was to determine how the factors that influence the waiting time for outpatient medical record services at Sundari Hospital, type of research is descriptive analytic with a qualitative approach. The informants in this study consisted of 7 people, namely 4 registration officers and 3 patients who made outpatient visits. The data analysis used descriptive qualitative and the validity of the data used was data triangulation. The results show that the waiting time for outpatient medical record services for patients who register manually is longer than 60 minutes, the SOP for outpatient registration services has been implemented, it's just not done perfectly, Human resources in outpatient medical record services Sundari Hospital does not match educational qualifications, the facilities available in the outpatient medical record service at Sundari Hospital are incomplete, the technology has not been running well because the bridging system and administrative requirements for outpatients are not in accordance with Permenkes No. 28 of is recommended that Sundari General Hospital be able to implement the requirements for outpatient administration in accordance with Permenkes No. 28/2014 and be able to implement a bridging system in outpatient services so that services can be carried out effectively and efficiently. Haeruddin HaeruddinReza Aril AhriKurniawati FajrinABSTRAK Kemenkes RI waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai dari pasien mendaftar di tempat pendaftaran pasien rawat jalan, sampai pengambilan obat, dengan standar waktu tunggu pelayanan rawat jalan ditetapkan yaitu rata-rata ≤ 60 menit. Berdasarkan survey awal di RSUD Kota Makassar menunjukkan bahwa ada 7 pasien memiliki waktu tunggu yang lebih dari standar kemenkes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Waktu Tunggu Pelayanan Rawat Jalan Pasien RSUD Kota Makassar Tahun 2020. Jenis penelitian kuantitatif dengan pedekatan analitik dan waktu tunggu pasien menggunakan Time Motion Study. Sampel 86 Pasien, menggunakan Random sampling. Pengumpulan data menggunakan Observasi, Stopwatch/jam dan kuesioner. Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada pengaruh faktor waktu tunggu pelayanan rawat jalan pasien. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada faktor mempengaruhi waktu tunggu pelayanan rawat jalan pasien RSUD Kota Makassar. Penyebab lama waktu tunggu pasien disebabkan karena kurangnya petugas diloket pendaftaran, pada pasien BPJS dan jamkesda lupa atau kurang berkarnya, tidak bawa kartu berobat, keterlambatan dokter dan distribusian BRM pasien lambat sampai di poliklinik, waktu tunggu rawat jalan pasien di RSUD Kota Makassar melebihi standar. Kata Kunci Waktu tunggu, pelayanan, rawat jalan, pasien, DeboraAdrianMangatas SilaenTan SuyonoEfforts to strengthen the health services provided to patients rely heavily on the use of high-quality, complete, accurate, and timely data to inform decision-making at the clinical, facility, and policy levels in hospitals. However, evidence of gaps in the quality of medical records is often found. At RSU Royal Prima Medan there are still some incomplete data such as writing the actions that have been done to the patient. The purpose of this study was to analyze the factors that affect the quality of medical records as part of the initiative to strengthen the health care system. The research was conducted using a survey method with an explanatory research design. The research population was 612 people and as many as 100 samples analyzed were taken by stratified random sampling. The univariate test showed that most of the respondents had filled out medical records completely and on time but there were medical records that were inaccurate and did not meet the legal requirements of medical records 59 ,0%. Bivariate analysis with Chi-Square showed that the variables of knowledge p= procedures p= and supervision p= had an effect on the quality of medical records, while equipment had no significant effect. Of the three factors, the most dominant factor influencing the quality of medical records is the knowledge obtained through multiple logistic regression tests with an OR value of 4 times the risk of affecting the quality of medical records. This research is an indication that poor knowledge will affect the quality of medical records so that the Royal Prima Hospital Medan needs to conduct socialization and training to increase the knowledge of health workers doctors, nurses, medical recorders.Anggun Akrianti PutriSumiatyYuliatiChronic kidney disease merupakan suatu kondisi penurunan progresif fungsi ginjal selama periode bulan atau tahun. Tahap akhir dari gagal ginjal kronik sering disebut dengan End Stage Renal Disease ESRD. Dalam penyakit ginjal stadium akhir ini, ginjal kehilangan fungsinya secara irreversibel untuk mempertahankan metabolisme dan homeostasis tubuh. Apabila pasien telah mengalami Gagal Ginjal Kronik stadium berat, untuk mempertahankan hidupnya diperlukan terapi sementara berupa hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien chronic kidney disease yang menjalani hemodialysis di RSUD Labuang Baji Kota Makassar. Metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study dengan menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD Labuang Baji Kota Makassar yang berjumlah 31 responden. Data dianalisis yang menggunakan uji chi square. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu, ada hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD Labuang Baji Kota Makassar dengan nilai p-value 0,021 60 menit. Tingkat kepuasan dalam kategori cukup puas, berdasarkan lima dimensi kualitas mutu pelayanan didapatkan pada dimensi tangibles, responsiveness, assurance, dan emphaty dalam kategori cukup puas sedangkan pada dimensi reliability dalam kategori puas. Adanya hubungan antara waktu tunggu pelayanan pasien di rawat jalan dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan di rawat RSUD Kabupaten Indramayu, ditunjukkan dengan nilaip=0,042atau nilai korelasichi-square sebesar 4,135. Conrad MusinguziAbstract Objective To quantify waiting time, identify sections with bottlenecks and factors associated with waiting time of services offered at the Assessment Center Mulago Hosptial. Data source Hospital medical forms previous and current visit, patient real-times, exit interviews and staff response forms that captured perspectives. Study design A cross-sectional study using multilevel linear regression to identify hospital and patient-related predictors of the estimated ambulatory waiting times. Data Collection/Extraction Methods We recorded real-time patient flow data, extracted patient socio-demographics, visit days, queue lengths, previous facility, and referral status Principal findings Patient spend an estimated 5 hrs waiting with longer waiting times with most time spent at registration and pharmacy sections. This time was associated to patients who reported later in the day >1100hrs, at start of the week Monday and this time increases about 3-4 minutes more for every patient added into the queue. However, we find no consistent evidence on whether or how type of referral affects waiting times. Conclusions A system that limits the number of patient reporting to outpatient department quickens registration and drug dispensing is needed to improve quality of ambulatory care in major hospitals. Key words waiting time, out-patient, quality-of-careMo Oche Habibullah AdamuThe amount of time a patient waits to be seen is one factor which affects utilization of healthcare services. Patients perceive long waiting times as barrier to actually obtaining services and keeping patients waiting unnecessarily can be a cause of stress for both patient and doctor. This study was aimed at assessing the determinants of patients' waiting time in the general outpatient department GOPD of a tertiary health institution in northern Nigeria. This descriptive cross-sectional study was carried out among new patients attending the GOPD of the Usmanu Danfodiyo University Teaching Hospital, Sokoto, North Western Nigeria. A structured questionnaire was used to elicit information from 100 patients who were recruited into the study using a convenience sampling method. Data collected were entered and analyzed using Statistical Package for Social Sciences version 17; Chi-square test was used to compare differences between proportions with the level of statistical significance set at 5% P 60 minutes due to the overload patients, lack of personnel at the registration booth, disrupted internet connection, delayed of distribution of medical record files, limited available rooms, and limited human resources that were expertised in the field of refraction and medical recordsKeywords waiting time, patients, the Public Eye Health Department of North SulawesiAbstrak Rumah Sakit mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, salah satunya melalui waktu tunggu pasien yang cepat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lama waktu tunggu proses kedatangan, pelayanan, sumber daya manusia pelayanan pasien rawat jalan di Balai Kesehatan Mata Masyarakat BKMM Provinsi Sulawesi Utara Sulut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara pada 7 orang informan sebagai data primer, sedangkan data sekunder diperoleh dari pengamatan langsung/ observasi di BKMM Provinsi Sulut. Hasil penelitian mendapatkan kedatangan pasien di BKMM sudah terjadi sebelum loket pendaftaran dibuka dan kebanyakan pasien datang dengan diantar oleh keluarganya. Selama proses pelayanan ada beberapa kendala yang terjadi antara lain pasien tidak membawa berkas/jaminan yang lengkap, jumlah loket pendaftaran yang terbatas karena kurangnya petugas, ruangan yang kurang memadai, adanya gangguan koneksi internet, serta keterbatasan sumber daya manusia yang ahli dibidang refraksi dan rekam medik. Simpulan Waktu tunggu di BKMM Provinisi Sulut masih tergolong lama > 60 menit yang disebabkan jumlah pasien yang banyak, kurangnya petugas di loket pendaftaran dan BPJS, gangguan koneksi internet, pendistribusian berkas rekam medik yang sering terlambat, keterbatasan ruangan yang ada, dan keterbatasan SDM yang mempunyai keahlian di bidang refraksi dan rekam medikKata kunci waktu tunggu, pasien, BKMMRavikant PatelHinaben R. PatelBackground Gujarat Medical Education Research society started GMERS medical college and tertiary care Hospital in Valsad since last 4 years. As civil Hospital is converted in to tertiary care hospital and many of the departments running in different buildings so, searching the concern OPDs is difficult for patients, waiting time and patients satisfaction is important to avail the services. Patient satisfaction is one of the important goals of any health system, but it is difficult to measure the satisfaction. Aims & objectives were 1 to study the waiting time at various Out Patient Department OPDs. and various investigation; 2 To study the accessibility of various department of hospital; 3 To study the patient satisfaction on hospital process, behavior of hospital staff and treatment This was a cross sectional observational study conducted in Hospital-Valsad for the period of 2 months and total 135 patients were interviewed availing the OPD The mean age of patient attending the OPD was years and majority of them are female patient Hospital staff was main source of guidance for searching the OPDs for consulting the doctor. patient registered 20 min after standing in queue. The mean waiting time was min. and patients were satisfied with treatment cost and behavior of staff Many patients face the difficulties in finding the various departments. On an average 12 minutes of waiting time outside the various They were also satisfied with the treatment cost and behaviour of hospital kepuasan pelayanan pasien tentang waktu tunggu di poliklinik Asy-Syifa KudusH DewiR M AnnyK SriDewi H, Anny RM, Sri K. Tingkat kepuasan pelayanan pasien tentang waktu tunggu di poliklinik Asy-Syifa Kudus. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan. 2008; 21 Darwis. Profil RSUD drRsud DrRSUD dr. Achmad Darwis. Profil RSUD disiplin kerja dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada rumah sakit umum daerah Kanjuruan MalangA SetiawanSetiawan A. Pengaruh disiplin kerja dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada rumah sakit umum daerah Kanjuruan Malang. Jurnal Ilmu Manajemen. 2013;11245-53.
About Us RSU Rahmad Hidayah adalah Rumah Sakit Umum Swasta yang berada di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Jl. Limau Manis, Pasar XIII No. 61, Desa Limau Manis, Kec. Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. 061 7942950 resepsionis Navigation Profil Rumah Sakit Visi & Misi Pelayanan Tenaga Medis Informasi Ruangan Kontak Kami Menu Copyright © RSU Rahmad Hidayah Design by Ai Hawari
ruang tunggu rumah sakit umum